Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel pengelola Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) mengungkapkan rencana peningkatan modal perseroan dalam bentuk penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD) atau rights issue.
Corporate Secretary Matahari Putra Prima Danny Kojongian mengatakan rencana tersebut kepada Bisnis. Namun untuk detail dari aksi tersebut masih belum diungkapkan.
“Iya dalam rights issue .... untuk detailnya akan diinformasikan lebih lanjut ke depan ya,” ungkap Danny kepada saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/10/2021).
Sebelumnya, CEO MPPA Elliot Dickson dalam keterbukaan informasi menjelaskan rencana penambahan modal MPPA dengan menggandeng PT Multipolar Tbk. (MLPL) serta entitas unikorn GoTo.
Rencana ini ungkapnya bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dan investasi strategi omnichannel Hypermart melalui penerbitan saham baru yang dijadwalkan selesai dalam kuartal IV/2021.
"Kami gembira bahwa perseroan melakukan peningkatan modal dan bersiap untuk mengeksekusi rencana-rencana kami sambil terus berinovasi bagi konsumen Indonesia,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (5/10/2021).
Baca Juga
Operator Hypermart dengan jaringan lebih dari 200 gerai di 72 kota, platform logistik dan distribusi nasional tersebut telah berhasil menaikkan pola belanja e-grocery di masa pandemi.
Dikenal sebagai “Walmart Indonesia”, Hypermart meningkatkan penjualan online lebih dari empat kali dibanding tahun lalu, memposisikan Hypermart sebagai pemimpin ritel omnichannel di Indonesia.
Keberhasilan peningkatan modal Hypermart akan menyediakan dana bagi perseroan untuk bertumbuh, mengeksekusi strategi ritel omnichannel, dan memperkuat neraca keuangannya.
PT Multipolar Tbk. dan Grup GoTo (Gojek-Tokopedia), grup teknologi terbesar di Indonesia, akan berpartisipasi dalam peningkatan modal ini melalui penerbitan saham baru MPPA, yang dijadwalkan selesai dalam kuartal IV/2021.
Multipolar merupakan investor terkemuka dengan posisi strategis di titik temu sektor digital dan konsumen, termasuk investasi di lebih dari 40 perusahaan teknologi berbagai tahap di Indonesia dan regional.