Bisnis.com, JAKARTA - Entitas anak PT Pertamina (Persero) yakni PT Elnusa Tbk. telah mencatatkan nilai kontrak senilai Rp6,2 triliun dari tiga lini bisnis utama yakni di sektor hulu migas, hilir migas, dan jasa penunjang migas.
Direktur Operasi Elnusa Rony Hartanto mengatakan raihan nilai kontrak per semester I/2021, emiten berkode saham ELSA itu telah mencapai Rp6,2 triliun yang terdiri atas segmen hulu migas senilai Rp2,6 triliun, jasa logistik Rp2,9 triliun, dan jasa penunjang kegiatan hulu migas senilai Rp940 miliar.
"Itu sudah kita catatkan per Juni beberapa sudah mulai operasi di kuartal IV seperti aset rig kita yang sedang bor di Kalimantan Timur sampai 2023, mungkin juga pekerjaan yang baru dan logistik mendapatkan kepercayaan untuk TBBM, distribusi dan depot BBM," katanya dalam paparan publik yang digelar pada Jumat (1/10/2021).
Sepanjang semester I/2021, ELSA mencatatkan pendapatan senilai Rp3,71 triliun, atau lebih rendah 5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,89 triliun.
Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Tenny Elfrida mengatakan pandemi Covid-19 yang berkepanjang telah membuat terjadinya perlambatan pada aktivitas di sektor hulu migas. Untuk itu pihaknya mengubah portofolio bisnisnya.
Pada semester I/2021, komposisi pendapatan ELSA sebanyak 54 persen berasal dari hulu migas, 42 persen dari sektor distribusi dan logistik, dan 4 persen dari jasa penunjang hulu migas. Sementara itu, pada semester I/2021 komposisi pendapatan berubah menjadi 54 persen dari sektor distribusi dan logistik, 39 persen dari sektor hulu migas, dan 8 persen dari jasa penunjang hulu migas.
Baca Juga
"Ini related dengan penyampaian bahwa memang ditantangan di sisi upstream mencari pengganti opportunity di distribusi dan logistik," ungkapnya.
Dengan pergeseran komposisi tersebut telah berdampak kepada turunya laba kotor perseroan menjadi Rp282 miliar pada semester I/2021 atau lebih rendah 33 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp419 miliar.
Dari situ, laba bersih yang dicatatkan ELSA merosot cukup dalam menjadi Rp40 miliar atau turun 69 persen jika dibandingkan dengan semester I/2020 senilai Rp130 miliar.
"Ini masih imbas dari gross profit karena untuk operating expense sudah kami upayakan ada langkah-langkah efisiensi bukan karena meningkatkan biaya operasi tapi karena imbas menurunnya gross profit kami, karena imbas dari penurunan gross profit yang cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu," jelasnya.