Bisnis.com, JAKARTA — Perang mata uang (currency war) yang berpotensi terjadi pada 2025 diyakini membuat rupiah rentan terhadap fluktuasi nilai tukar.
Kondisi itu pun diyakini berimpak pada sederet sektor saham, termasuk farmasi yang masih memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor.