Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang BUMN, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) optmistis dapat memacu produksi dan penjualan batu bara hingga akhir 2021.
Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama Bukit Asam, menuturkan perseroan didukung oleh lini bisnis tambang, energi, hingga perkebunan sawit. Sebagai bisnis inti, pertambangan batu bara perseroan mencetak kinerja ciamik.
Berdasarkan catatannya, volume penjualan batu batu bara hingga Agustus 2021 mencapai 18,21 juta ton dengan volume produksi yang mencapai 19,6 juta ton.
"Volume penjualan sampai akhir tahun bisa berkisar 30 juta ton per tahun, sementara volume produksi ekspektasi akhir tahun 31 juta ton. Lebih tinggi dari realisasi tahun penuh volume penjualan 26,1 juta ton dan produksi 24,8 juta ton pada 2020," katanya.
Adapun, volume angkutan batu bara sudah mencapai 16,5 juta ton per Agustus 2021 dengan ekspektasi akhir tahun mencapai 29 juta ton lebih tinggi dari realisasi 2020 sebesar 23,8 juta ton.
Dia menjelaskan saat ini emiten berkode PTBA ini tengah bertransformasi dari perusahaan penambangan batu bara menjadi perusahaan energi.
Baca Juga
Sejumlah langkah pun dilakukan dengan membentuk ekosistem tambang mulai dari penambangan, penanganan, transportasi, pengelolaan pelabuhan hingga distribusi batu bara sampai ke pengguna akhir.
Strategi bukit asam ke depan capai visi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Terdapat 4 pilar utama transformasi bisnis, pertama, membangun ekosistem batu bara, logistik, transportasi, dan operasi tambang.
Kedua, transformasi menjadi perusahaan bisnis energi dengan membentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan mengambil alih Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara guna mendapatkan pasar yang pasti dari produksi batu baranya.
Ketiga, perseroan juga mulai terjun pada bisnis kimia dasar dan produk derivatif dari batu bara. Keempat, PTBA juga meningkatkan manajemen karbon yang lebih baik.