Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Lapor Jokowi, Restrukturisasi KRAS Masuk Tahap Akhir

Transformasi BUMN menjadi keharusan agar BUMN menjadi kelas dunia, profesional, kompetitif, dan menguntungkan.
 Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN melaporkan kepada Presiden Joko Widodo mengenai restrukturisasi pabrikan baja BUMN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. sudah berhasil melalui dua tahapan dan menuju tahapan terakhir untuk bertumbuh.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan emiten berkode saham KRAS tersebut telah melalui dua tahapan dalam restrukturisasinya.

"Tahapan sudah berhasil satu dan dua, performanya selama ini rugi 8 tahun terakhir, sudah untung Rp800 miliar. Saya pesan kepada manajemen jangan berpuas diri, ini penting kita terus tingkatkan performa KRAS," jelasnya dalam peresmian Pabrik Industri baja KRAS, Selasa (21/9/2021).

Dia meminta dukungan kepada Presiden RI dan DPR RI untuk memacu transformasi dan restrukturisasi BUMN sehingga dapat berkompetisi lebih baik.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan perseroan baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik Hot Strip Mill 2 di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon.

Pabrik yang memproduksi hot rolled coil (HRC) ini memiliki kapasitas 1,5 juta ton per tahun dengan kualitas baja premium dan menggunakan teknologi 4.0 terbaru yang hanya ada di Indonesia dan Amerika Serikat.

"Pabrik ini dibangun dengan investasi Rp7,5 triliun di atas lahan 25 Ha, dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun, membuat produksi HRC KRAS jadi 7,5 juta ton per tahun," jelasnya.

Menjadi pabrik produksi baja tertipis di Indonesia dengan ketebalan 1,4 milimeter (mm), pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi nasional dan daya saing produk baja di Indonesia terutama untuk memenuhi permintaan industri otomotif.

Dari pabrik terbaru ini, KRAS dapat menekan impor baja Indonesia dan menghemat devisa negara mencapai Rp29 triliun per tahun. Pabrik baru ini akan dipacu dapat menghasilkan 4 juta ton baja per tahun.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengungkapkan transformasi BUMN menjadi keharusan agar BUMN menjadi kelas dunia, profesional, kompetitif, dan menguntungkan.

"PT Krakatau Steel terus melakukan transformasi dan restrukturisasi, Krakatau Steel sudah semakin sehat karena memang sebelumnya kurang sehat. Produksinya semakin lancar, industri ini sangat strategis," jelasnya.

Pemerintah terang Jokowi, memberikan perhatian besar pada industri baja, karena produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan dinantikan industri lain. Artinya, produksi baja dalam negeri dapat mengurangi kran impor, salah satu pilar penting memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Konsumsi baja sangat besar, jangan dibiarkan dimasuki produk dari luar, dan terus meningkat dari tahun ke tahun, bukan hanya pembangunan infrastruktur, industri lainnya juga nanti membutuhkan baja, namanya industri otomotif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper