Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Sektor Properti China Menyebar ke Hong Kong, Indeks Hang Seng Ambles

Indeks Hang Seng melemah 4 persen ke level 23.922,83 pada pukul 10.48 WIB.
Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan ticker elektronik yang menampilkan angka harga saham di luar kompleks Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg
Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan ticker elektronik yang menampilkan angka harga saham di luar kompleks Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran mengenai sektor sektor real estat China berimbas ke pasar saham Hong Kong pada perdagangan hari ini, Senin (20/9/2021).

Kekhawatiran ini memicu aksi jual terbesar di saham sektor properti dalam lebih dari setahun terakhir dan menyeret sektor lainnya mulai dari dari perbankan bank hingga Ping An Insurance Group Co.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng melemah 4 persen ke level 23.922,83 pada pukul 10.48 WIB. Indeks bergerak dalam kisaran 23.872,02 hingga 24.640,43 hari ini.

Saham Henderson Land Development Co. LTd. melemah paling tajam di indeks Hang Seng dengan koreksi 12,29 persen, disusul PT New World Development Co. Ltd. yang melemah 11,53 persen.

Indeks Properti Hang Seng anjlok sebanyak 5,9 persen, pelemahan terbesar sejak Mei 2020. Sementara itu, Ping An Insurance, perusahaan asuransi terbesar China berdasarkan nilai pasar, anjlok 7,3 persen di Hong Kong.

Kekhawatiran investor yang telah berpusat selama berminggu-minggu di China Evergrande Group dengan cepat menyebar karena otoritas China tetap diam mengenai kejelasan apakah pemerintah akan turun tangan untuk mencegah kejatuhan pengembang properti tersebut.

Evergrande yang sahamnya anjlok 13 persen pada hari Senin di China menghadapi tenggat waktu pembayaran bunga pinjaman bank dan obligasi minggu ini.

Philip Tse, Kepala riset Properti Hong Kong & China di Bocom International Holdings Co. Ltd., mengatakan investor mungkin khawatir mengenai emiten-emiten yang sangat diarahkan oleh pemerintah dan tidak peduli dengan valuasi saat ini.

"Akan ada penurunan lebih lanjut kecuali pemerintah memberi sinyal yang jelas mengenai Evergrande atau mengurangi tindakan tegasnya ke sektor real estat,”kata Tse, dikutip Bloomberg Senin (20/9/202).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper