Bisnis.com, JAKARTA – Potensi pelemahan dolar AS selain bisa mendorong harga emas, juga bisa mendongkrak harga logam mulia lain seperti perak.
Pada perdagangan Selasa (14/9/2021), pukul 09.45 WIB, harga perak tercatat masih parkir di zona merah, turun tipis 0,05 poin atau 0,19 persen ke US$23,75 per ons.
Berdasarkan riset harian Monex Investindo Futures (MIFX), harga perak berpotensi bergerak naik seiring dengan naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahnya dolar AS.
“Harga perak berpeluang dibeli untuk menguji level resisten US$23,95 per ons, selama harga bertahan di atas level support US$23,60,” tulis tim riset MIFX.
Namun, jika penurunan berlanjut lebih rendah dari level support US$23,60 per ons, maka perak berpeluang memicu aksi jual menguji level support selanjutnya di US$$23,45.
MIFX memperkirakan harga perak hari ini akan bergerak di level resisten US$23,80 – US$23,95 per ons. Atau jika turun, harganya bergerak di level support antara US$23,60 – US$23,45 per ons.
Adapun data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis hari ini diperkirakan bakal menunjukkan laju inflasi tahunan sebesar 5 persen atau lebih untuk bulan keempat. Hal ini mengikuti laporan pada pekan lalu yang menunjukkan indeks harga produsen naik ke level tertinggi baru, karena gangguan rantai pasokan yang terus-menerus mendorong biaya lebih tinggi.