Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/9/2021) karena investor mempertimbangkan kembali valuasi saham yang tinggi sehubungan dengan risiko ekonomi global termasuk penyebaran varian delta Covid-19 dan pengurangan stimulus bank sentral.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,2 persen ke 35.031,07, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,13 persen ke level 4.514,07 dan Nasdaq 100 turun 0,35 persen ke level 15.620,85.
Indeks Nasdaq 100 mencatat pelemahan terbesar dalam dua pekan terakhir, terutama didorong oleh saham emiten teknologi besar termasuk Apple Inc. dan Facebook Inc.
Indeks S&P 500 melemah untuk hari ketiga berturut-turut sejak ditutup pada rekor tertinggi pada 2 September. Dow Jones Industrial Average memperpanjang penurunannya dari level tertinggi sepanjang masa bulan lalu menjadi lebih dari 1,5 persen.
Penurunan pada hari Rabu terjadi karena sejumlah manajer investasi mulai dari Morgan Stanley hingga Citigroup berhati-hati terhadap saham-saham AS. Banyak investor mulai melihat valuasi relatif saham di AS berlebihan bahkan ketika pertumbuhan di saham bursa lain tertekan oleh pembatasan baru akibat kembali meningkatnya penyebaran Covid-19.
Mereka ragu dunia siap untuk akhirnya mengurangi stimulus bank sentral bahkan ketika inflasi meningkat karena guncangan pasokan. Kekhawatiran musiman dan valuasi akhir tahun menambah sentimen negatif.
Analis pasar senior City Index Fiona Cincotta mengatakan momentum pasar saham terlihat melambat jika terkait pemulihan ekonomi.
“Sebelumnya kami mendengar bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneter dan itulah yang membuat pasar gelisah. Sekarang, justru data yang lemah dan peningkatan kasus Covid-19 (yang menekan pasar),” ungkap Cincotta, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (8/9/2021).
Pekan ini, Morgan Stanley memangkas rating saham AS menjadi underweight dan ekuitas global menjadi equal-weing, menyusul risiko yang terlalu besar terhadap pertumbuhan hingga Oktober.
Di Eropa, kekhawatiran pertumbuhan diperparah oleh spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa bersiap-siap untuk memperlambat stimulus darurat
Sementara itu, penyebaran Covid-19 yang terus berlanjut menghambat aktivitas ekonomi di seluruh dunia. Filipina menunda pelonggaran pembatasan di wilayah ibu kota, sementara Jepang diperkirakan memperpanjang keadaan darurat. Taiwan mengidentifikasi wabah varian delta di New Taipei City.