Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penunjang jasa transportasi udara PT Cardig Aero Services Tbk. mencatatkan pendapatan yang masih turun pada semester awal ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, perseroan berhasil berbalik laba.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2021 yang dikutip Senin (30/8/2021), pendapatan emiten berkode CASS ini sebesar Rp642,17 miliar turun 9,25 persen dibandingkan dengan Rp707,68 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Beban usaha perseroan juga berhasil ditekan menjadi Rp551,26 miliar per semester awal tahun ini dari posisi Rp679,94 miliar pada paruh awal tahun lalu.
Dengan begitu, laba usaha CASS tercatat naik signifikan 227,65 persen menjadi Rp90,91 miliar pada paruh awal tahun ini dibandingkan dengan Rp27,74 miliar pada 6 bulan pertama tahun lalu.
Walhasil, total laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp22,88 miliar dari posisi rugi Rp7,14 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas CASS juga menciut menjadi Rp928,45 miliar pada semester awal tahun ini dari Rp1,03 triliun pada akhir tahun lalu.
Baca Juga
Rinciannya, total liabilitas jangka pendek menciut menjadi Rp772,85 miliar dari Rp854,74 miliar, sementara liabilitas jangka panjang menciut menjadi Rp155,6 miliar dari Rp175,94 miliar.
Posisi ekuitas CASS tercatat meningkat menjadi Rp507,2 miliar pada 6 bulan pertama tahun ini dari Rp454,2 miliar pada akhir tahun lalu.
Total aset perseroan malah turun tipis menjadi Rp1,43 triliun pada semester ganjil ini dari posisi Rp1,48 triliun akhir tahun lalu.
Rinciannya, total aset tidak lancar turun menjadi Rp895,23 miliar dibandingkan dengan Rp942,81 miliar akhir tahun lalu. Sementara, total aset lancar turun menjadi Rp540,42 miliar dari Rp542 miliar.
Pada bagian lain, tekanan kinerja masih dialami oleh emiten BUMN penerbangan, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang mencatatkan anjloknya pendapatan sepanjang kuartal I/2021. Perseroan pun mencatatkan kerugian lebih dalam pada bottom line.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021 yang dikutip Minggu (8/8/2021), emiten bersandi GIAA ini mencetak pendapatan US$353,07 juta turun 54,03 persen dari pendapatan kuartal I/2020 sebesar US$768,12 juta.
Pendapatan dari penerbangan berjadwal menurun menjadi US$278,22 juta dari US$654,52 juta. Sementara, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal naik menjadi US$22,78 juta dari US$5,31 juta. Pendapatan usaha lainnya juga menurun menjadi US$52,06 juta dari US$108,27 juta.
Walhasil, perseroan mencetak rugi usaha sebesar US$287,09 juta per 3 bulan tahun ini dari posisi laba usaha US$616.040 per 3 bulan awal tahun lalu. Dengan demikian, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membengkak menjadi US$384,34 juta dari posisi US$120,16 juta per kuartal pertama tahun lalu.
Total ekuitas negatif perseroan juga malah meningkat pada kuartal I/2021. Pada akhir tahun lalu, perseroan mencatat ekuitas negatif sebesar US$1,94 miliar, sementara kuartal pertama tahun ini ekuitas negatif meningkat menjadi US$2,32 miliar.