Bisnis.com, JAKARTA - Dampak pembobotan ulang atau rebalancing sejumlah indeks terlikuid di Bursa Efek Indonesia akan berdampak pada harga-harga saham konstituen baru.
Setidaknya, efek rebalancing itu akan terasa dalam bentuk perubahan harga saham konstituen yang ditambahkan maupun yang dikeluarkan dalam beberapa pekan ke depan.
Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin menjelaskan biasanya ketika ada perubahan konstituen saham dalam suatu indeks maka akan terjadi perubahan harga untuk beberapa minggu.
Untuk saham yang ditambahkan ke dalam indeks akan mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, untuk saham yang dikeluarkan dari indeks cenderung akan melemah.
“Dampak langsung dari penyesuaian indeksnya bisa berkisar dari 1-2 minggu, tergantung seberapa likuid sahamnya,” jelas Kim kepada Bisnis, Selasa (27/7/2021).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan bahwa rebalancing konstituen indeks belum tentu dapat mengerek kinerja indeksnya. Hal itu disebabkan oleh pengaruh harga-harga saham pendatang baru tersebut.
Baca Juga
“Walaupun dalam jangka pendek sangat mungkin yang masuk ke dalam indeks itu akan menguat,” ujar William kepada Bisnis.
Dari sejumlah saham yang baru masuk ke dalam indeks LQ45, IDX30, dan IDX80, William merekomendasikan beli untuk BRPT, TINS, dan AMRT sedangkan yang lainnya wait and see.
Adapun, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi terhadap Indeks LQ45, IDX30, dan IDX80. Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Timah Tbk. (TINS) masuk sebagai anggota konstituen baru di indeks LQ45 dan IDX30. BRPT juga masuk ke dalam indeks IDX80.
Pendatang baru lainnya di indeks IDX30 adalah PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).
Sedangkan saham yang dikeluarkan dari indeks IDX30 adalah saham PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON).
Selanjutnya, BTPS dan saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) terpantau dikeluarkan dari indeks LQ45.
Indeks IDX80 menyambut lebih banyak konstituen baru yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI).
Berikutnya saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN), BRPT, PT Harum Energy Tbk. (HRUM), dan PT Indosat Tbk. (ISAT).
Di sisi lain, indeks IDX80 mengeluarkan saham berikut ini PT Bank Danamon Tbk. (BDMN), PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL), PT Panin Financial Tbk. (PNLF), dan PT PP Presisi Tbk. (PPRE).
Selanjutnya saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE), dan PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) juga dikeluarkan.
Pada akhir perdagangan Selasa (27/7/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,15 persen menjadi 6.097. Sejak awal tahun, IHSG naik 1,97 persen.
Selanjuta, indeks LQ45 ditutup turun 0,48 persen dan sejak awal tahun anjlok 10,38 persen. Indeks IDX30 juga ditutup turun 0,38 persen dan sejak awal tahun turun 10,88 persen. Indeks IDX80 ditutup turun lebih dalam lagi 0,61 persen dengan pelemahan tahun berjalan sebesar 10,69 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.