Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Rugi, Saham IPO Bukalapak Cocok untuk Investasi?

IPO Bukalapak merupakan hal menarik karena menjadi unikorn pertama yang masuk ke Bursa Efek Indonesia.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam channel YouTube VINDES./YouTube
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam channel YouTube VINDES./YouTube
Bisnis.com, JAKARTA –  PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal Agustus mendatang. Kedatangan unikorn perdana tersebut tentunya dinantikan oleh investor.
Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menilai IPO Bukalapak merupakan hal menarik karena menjadi unikorn pertama yang masuk ke Bursa Efek Indonesia.
"Memang masih rugi tetapi kerugiannya mulai menurun dan bagi yang percaya ini adalah bisnis masa depan bisa membeli," jelas Hans dalam webinar bertajuk Strategi Investasi di Masa Pandemi, Senin (12/7/2021). 
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bukalapak masih mencatatkan rugi bersih. Pada 2020, rugi bersih mencapai -Rp1,35 triliun, turun dari tahun sebelumnya -Rp2,79 triliun. 
Rugi bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk -Rp171,48, berkurang dari sebelumnya -Rp365,79.
Meski begitu, Hans menilai pengembangan bisnis Bukalapak akan terus berkembang, sehingga emiten yang menggunakan ticker BUKA itu cukup prosektif. Ditambah ke depannya teknologi akan terus berkembang dan masyarakat akan masuk ke industri tersebut.
"Kita melihat dari model bisnisnya, ke depan orang akan lebih banyak online apa lagi di tengah pandemi seperti ini," imbuhnya.
Dia mengingatkan dengan kondisi laporan yang masih mencatatkan rugi, investor membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang maksimal lantaran perseroan masih harus menutup kerugian. 
"Dan kita harus yakin industri teknologi akan tersebut berkembang seperti di Amerika," tuturnya. 
Sementara itu, dalam prospektusnya, Bukalapak akan melepaskan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham atau dibulatkan 25,76 miliar saham. Nilai nominal Rp50, yang mewakili sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO). 
Harga penawaran IPO Bukalapak berkisar Rp750-Rp850. Artinya, raksasa e-commerce itu berpotensi meraup dana dari IPO dengan kisaran Rp19,32 triliun-Rp21,9 triliun.
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper