Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 RI Naik Dekati India dan Brasil, Rupiah Kembali Melemah

Penambahan kasus Covid-19 Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di dunia pada Kamis (8/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB.
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah dalam penutupan perdagangan di pasar spot akhir pekan ini, Jumat (9/7/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah parkir di level Rp14.527,5 turun 2,5 poin atau 0,02 persen. Sepanjang hari rupiah bergerak di rentang Rp14.527,5-Rp14.549,5.

Pelemahan terhadap dolar AS sepanjang tahun pun kembali meningkat menjadi 3,4 persen. Adapun, indeks dolar AS hingga pukul 15.29 WIB menguat ke level 92,427 naik 0,03 persen dari penutupan kemarin di level 92,406.

Ibrahim Assuaibi, Direktur TRFX Garuda Berjangka menuturkan adanya kekhawatiran bahwa Covid-19 varian delta yang menyebar cepat dapat menghambat kebangkitan ekonomi global yang sudah menunjukkan kelemahan.

"Pasar terus memantau perkembangan PPKM Mikro Darurat yang sudah berjalan 1 minggu dari tanggal 3-9 Juli 2021, tetapi perkembangan pandemi Covid-19 belum mengalami penurunan bahkan terus mencetak rekor dalam beberapa pekan terakhir," jelasnya, Jumat (9/7/2021).

Penambahan kasus harian Covid-19 Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di dunia pada Kamis (8/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB. Kasus baru Covid-19 bertambah 38.391 pasien dalam sehari, sementara Brasil diurutan pertama dengan 53.725 kasus baru, sedangkan India diurutan ketiga dengan 34.443 kasus.

Bukan hanya dalam penambahan kasus baru, pada penambahan kasus kematian karena virus ini Indonesia pun memecahkan rekor dan menjadi yang tertinggi. Jumlah orang yang meninggal dunia mencapai 859 orang sehingga totalnya 63.760 orang.

Lebih lanjut, detail perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada hari kamis, yang terkonfirmasi kasus positif bertambah 38.391 menjadi 2.417.788, Pasien sembuh bertambah 21.185 menjadi 1.994.573 dan pasien meninggal bertambah 852 menjadi 63.760.

"Jika kasus baru tidak dapat dikendalikan dan terus bertambah, maka Indonesia bisa mencatatkan kasus aktif yang lebih tinggi dan mendekati Rusia maupun India," jelasnya.

Apalagi saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) telah mencapai 76 persen secara nasional. Meski demikian, jika dibedah lebih jauh ke tingkat provinsi hingga kota, banyak daerah yang BOR di RS telah mencapai lebih dari 80 persen dan melewati 90 persen.

Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah dengan lonjakan kasus tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Di luar negeri, Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan target inflasi baru sebesar 2 persen dalam hasil tinjauan 18 bulan pada hari Kamis. Bank sentral menambahkan bahwa mereka juga akan mentolerir overshoot moderat. Namun, beberapa investor tidak memperkirakan pasar global akan mengalami taper tantrum yang keras seperti yang terjadi pada  2013.

The Fed diperkirakan akan membahas lebih lanjut pengurangan aset dari pembelian aset pada pertemuan tahunan Jackson Hole di Agustus.

Bukti pemulihan ekonomi yang tidak merata datang dengan data pengangguran mingguan AS pada hari Kamis. Hal tersebut tercermin dari jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik secara tak terduga pada pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper