Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan obligasi alias surat utang korporasi diperkirakan semakin marak pada semester II/2021 ini. Namun, pengendalian pandemi menjadi tantangannya.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan semester II/2021 memiliki potensi penerbitan obligasi korporasi yang lebih besar dibandingkan dengan semester I/2021.
"Mengenai potensi penerbitan obligasi korporasi menurut saya ada potensi lebih besar di semester II/2021. Hal ini didukung oleh kebutuhan refinancing dan juga ekspansi karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi lebih baik," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (4/7/2021).
Kendati ada potensi lebih baik, dia menegaskan perlunya penanganan Covid-19 yang mumpuni sehingga tingkat kenaikan kasus per hari dapat ditekan dan kebijakan seperti PPKM Darurat dapat dicabut.
Menurutnya, ketika kasus aktif Covid-19 dan pandeminya tidak dapat ditekan, korporasi akan kembali pada fase seperti tahun 2020.
Di sisi lain, dia memperkirakan sepanjang 2021 penerbitan obligasi dan sukuk baru dapat berkisar antara Rp130 triliun hingga Rp140 triliun.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sepanjang semester I/2021 tercatat sebanyak 69 obligasi diterbitkan 29 emiten senilai Rp42,67 triliun.
Adapun, jumlah sukuk baru sepanjang semester I/2021 tercatat ada 27 sukuk baik mudharabah maupun ijarah dari 12 emiten.
Di sisi lain, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 474 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp429,03 Triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 129 Emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 149 seri dengan nilai nominal Rp4.252,62 Triliun dan USD400,00 juta. EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp6,51 Triliun.