Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (17/6/2021) seiring dengan rencana Federal Reserve memperlambat stimulus.
Dow Jones turun 0,62 persen menjadi 33.823,45, S&P 500 koreksi 0,04 persen menuju 4.221,86, dan NASDAQ naik 0,87 persen ke rekor tertinggi 14.161,35.
Laporan Reliance Sekuritas Indonesia menyebutkan perdagangan reflasi yang telah menguasai pasar untuk sebagian besar tahun 2021 mundur pada hari Kamis, digantikan oleh kelompok pemenang yang lebih tangguh seperti perusahaan teknologi raksasa yang mengeluarkan uang dan obligasi yang berjangka lebih panjang.
Penataan ulang, termasuk penurunan hari kelima dalam komoditas, terjadi setelah pejabat Federal Reserve mengisyaratkan mereka bersiap untuk memperlambat stimulus.
Saham Apple, Nvidia, dan Microsoft membantu mendorong Nasdaq 100 yang sarat teknologi ke rekor tertinggi karena investor beralih dari saham siklis. Indeks acuan S&P 500 berakhir sedikit di zona merah, sementara Dow Jones Industrial Average merosot.
Imbal hasil pada Treasuries jatuh tempo lebih lama jatuh di tengah spekulasi investor melepas kurva seduhan perdagangan. Indeks Spot Dolar Bloomberg juga naik untuk hari kelima, kenaikan beruntun terpanjang sejak Maret 2020, membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal.
Baca Juga
Harga minyak merosot paling dalam dalam sebulan karena dolar yang meningkat mendorong investor keuangan, yang telah menumpuk komoditas untuk menjaga inflasi, menuju pintu keluar untuk sektor lain. Futures di New York turun 1,5 persen pada hari Kamis.
Penguatan dolar AS mengurangi daya tarik komoditas yang dihargai dalam mata uang sehari setelah Federal Reserve mengisyaratkan kebijakan moneter ultra-mudahnya akan segera berakhir. Indeks Spot Dolar Bloomberg naik untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan terpanjang sejak Maret 2020.