Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. membukukan kontrak baru senilai Rp2,2 triliun hingga akhir Mei 2021. Di dalamnya terdapat dua kontrak dari sektor jasa pertambangan.
Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan dua kontrak baru dari sektor jasa pertambangan yang didapatkan perseroan yaitu jasa tambang nikel serta pembangunan hauling road dan stockyard Weda Bay Nickel meningkatkan kepercayaan diri perseroan.
“Sedikitnya [perseroan menargetkan] tambahan 3 kontrak baru [lagi] di sektor jasa pertambangan hingga akhir 2021,” kata Rully dalam keterangan resmi, Senin (14/6/2021).
Saat ini, emiten dengan kode saham PPRE itu sedang menjajaki tiga prospek kontrak dari jasa tambang nikel yang berlokasi di Morowali Utara dan Halmahera yang merupakan tambang nikel terbesar di Indonesia.
Rully menyebut perseroan membidik tambahan kontrak baru hingga lebih dari Rp1,5 triliun sampai akhir tahun ini dari tiga prospek tersebut.
“Adanya prospek untuk penambahan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan diharapkan dapat mendukung target kontribusi lini bisnis jasa pertambangan hingga sebesar 20 persen terhadap target pendapatan perseroan tahun ini,” jelas Rully.
Baca Juga
Adapun beberapa proyek yang kontraknya sudah didapatkan PPRE hingga bulan lalu a.l. proyek jasa tambang Nikel Morowali, pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi Seksi 3 melalui KSO LMA-PPRE.
Selanjutnya pembangunan jalan hauling dan stockyard Weda Bay Nickel, readymix supply proyek Mempawah, rekonstruksi paved shoulder taxiway Bandara Sepinggan.
Ada pula kontrak pembangunan jalan kereta api Makasar-Pare-Pare dan pembangunan jalan tol trans Sumatera ruas Pekanbaru-Padang, seksi Padang-Lubuk Alung-Sicincin.
Selain kontrak di jasa tambang, Direktur Operasi PP Presisi Darwin Hamzah menambahkan perseroan juga mengincar beberapa proyek infrastruktur lainnya dengan peran kontraktor utama.
Dia optimistis perseroan tahun ini bakal dapat mencapai target kontrak baru 2021 senilai Rp3,7 triliun atau tumbuh 32 persen dari realisasi perolehan kontrak baru tahun lalu.
“Untuk mendukung pertumbuhan perolehan kontrak baru serta percepatan produksi, kami sedang melakukan kajian penyesuaian capex mencapai lebih dari Rp600 miliar pada tahun ini,” kata Darwis.
Adapun anggaran belanja modal mayoritas akan digunakan anak usaha PT PP (Persero) Tbk. ini untuk mendukung proyek-proyek pekerjaan sipil dan jasa tambang. Hingga Mei 2021, Darwin mengungkapkan perseroan sudah menyerap capex sebesar Rp93 miliar.