Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis mempertahankan rekomendasi beli untuk saham emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. namun menurunkan target harganya.
Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg merekomendasikan beli saham dengan ticker WIKA tersebut. Namun, target harga diturunkan menjadi Rp1.800 dari sebelumnya Rp2.500.
“Kami memangkas perkiraan pendapatan [WIKA] karena pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal I/2021,” tulis Ryan dan Andrey, dikutip Senin (14/6/2021).
RHB Sekuritas menurunkan proyeksi pendapatan WIKA sebesar 23,5 persen pada 2021 dan 29,7 persen pada 2022 karena pemulihan sektor konstruksi ternyata tidak secepat perkiraan pada semester I/2021.
Adapun, performa WIKA pada periode April-Juni 2021 dinilai belum terlalu bergeliat karena tertahan oleh momentum Ramadan.
Kendati demikian, Ryan dan Andrey masih mengapresiasi perolehan kontrak baru WIKA hingga April 2021 yang lebih tinggi dibandingkan kontraktor pelat merah lainnya.
Baca Juga
Selama empat bulan pertama tahun ini, WIKA telah mendapatkan kontrak baru senilai Rp5,5 triliun. Realisasi itu mencerminkan 13,8 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan tahun ini senilai Rp40,1 triliun.
Selain itu, WIKA juga mengikuti tender proyek di Filipina, Uni Arab Emirat, dan Vietnam dengan nilai lelang total Rp6 triliun dan target Rp2,8 triliun.
Kontrak baru yang akan dikantongi WIKA diperkirakan bakal lebih terkerek pada paruh kedua tahun ini mengingat perseroan merupakan kandidat terkuat untuk memenangkan tender empat ruas jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III.
“Kami yakin WIKA masih bisa lebih agresif dalam mendapatkan proyek turnkey pada 2021 dengan sedikit memperlebar net gearing ratio menjadi 1,6 kali dari 1 kali. Kami melihat target 2021 masih akan terjangkau,” tulis Ryan dan Andrey.
Analis Panin Sekuritas Ishlah Bimo Prakoso dan Rigel Andriansyah juga tetap merekomendasikan beli saham WIKA dan menurunkan target harga menjadi Rp1.800.
Ishlah dan Rigel menilai potensi pemulihan kinerja WIKA pada 2021 terbuka lebar namun belum akan mencapai level sebelum pandemi.
“Kami merevisi turun proyeksi pendapatan dan laba bersih [WIKA] 2021 menjadi Rp22,9 triliun dan Rp540,0 miliar dari sebelumnya di Rp23,7 triliun dan Rp1,0 triliun,” tulis Ishlah dan Rigel.
Adapun sentimen positif yang dinilai dapat mengangkat harga saham WIKA disebut berasal dari anggaran infrastruktur 2021 yang lebih besar dibandingkan tahun lalu, proyek tahap konstruksi WIKA masih dalam proses pengerjaan, dan kondisi neraca keuangan yang solid dengan net gearing ratio berada di 1,21 kali pada kuartal I/2021 berada di bawah rata-rata peers.
Di lantai bursa, saham WIKA melemah 4,09 persen menjadi Rp1.290 pada pukul 14.40 WIB, Senin (14/6/2021). Kapitalisasi pasar tercatat Rp11,57 triliun.