Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Terhadap Inflasi AS Mereda, Harga Emas Kembali Menguat

Harga emas bertahan di dekat US$1.900 per troy ounce ditengah rilis data inflasi AS yang mengkonfirmasi pernyataan The Fed bahwa tekanan inflasi hanya terjadi sementara.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terpantau menguat seiring dengan sikap investor merespon laju inflasi AS yang lebih cepat diprediksi hanya sementara.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (11/6/2021), harga emas di pasar Spot terpantau pada US$1.900,51 per troy ounce atau naik 0,11 persen. Sementara itu, harga emas di pasar Comex juga tercatat naik 0,42 persen ke level US$1.904,40 per troy ounce

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan AS menyebutkan, indeks harga konsumen naik 0,6 persen pada Mei 2021. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar kedua dalam lebih dari 1 dekade.

Di sisi lain, angka indeks harga konsumen juga tercatat naik 5 persen dibandingkan setahun lalu, atau lonjakan tahunan terbesar sejak Agustus 2008. Adapun, imbal hasil riil (real yield) obligasi mengalami penurunan setelah rilis data tersebut, yang meningkatkan daya tarik terhadap aset emas.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyatakan pihaknya akan mempercepat program pembelian obligasi meski pada saat yang sama memastikan perekonomian zona Eropa tidak dibayangi risiko-risiko terhadap pertumbuhannya sejak 2018.

Harga emas bertahan di dekat level US$1.900 per troy ounce ditengah rilis data inflasi AS yang mengkonfirmasi pernyataan The Fed bahwa tekanan inflasi hanya akan terjadi sementara. The Fed juga menyatakan perubahan kebijakan moneter akomodatif saat ini akan dilakukan secara bertahap.

Perhatian investor selanjutnya akan tertuju pada simposium Jackson Hole The Fed, yang merupakan pertemuan tahunan untuk bank sentral dan para ekonom, pada 26 Agustus – 28 Agustus mendatang.

Warren Patterson, head of commodities strategy ING Groep NV mengatakan, penurunan imbal hasil obligasi setelah rilis data inflasi AS menjadi katalis utama kenaikan harga emas. The Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan pernyataannya terkait laju inflasi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.

“Meski demikian, sikap mereka dapat berubah pada pertemuan di Jackson Hole Agustus mendatang, yang akan membuka peluang pengumuman terjadinya tapering di akhir tahun,” katanya dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper