Bisnis.com, JAKARTA - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. menargetkan pendapatan usaha perseroan mencapai US$1,6 miliar atau setara Rp22,85 triliun pada 2021. Target itu mencerminkan potensi kenaikan sekitar 6,6 persen daripada realisasi pendapatan 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham DSSA itu mencatatkan pendapatan sebesar US$1,5 miliar pada 2020, turun 9,5 persen dibandingkan dengan pendapatan US$1,66 miliar pada 2019.
Selain itu, DSSA juga membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$83,8 juta. Perolehan itu berbanding terbalik dengan laba sebesar US$50,22 juta pada 2019.
Direktur Dian Swastatika Sentosa Hermawan Tarjono mengatakan bahwa perseroan melihat adanya potensi perbaikan kinerja seiring dengan prospek pemulihan ekonomi, baik di dunia maupun di Indonesia.
Dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan berkurangnya lockdown di sejumlah negara, pemulihan ekonomi dunia yang mulai terjadi pada akhir 2020 diharapkan berlanjut pada 2021.
Selain itu, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di dalam negeri, pengaturan kebijakan fiskal, pemberian bantuan sosial oleh pemerintah, dan pemberlakukan UU Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional
Baca Juga
“Perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar US$1,6 miliar pada tahun 2021,” ujar Hermawan kepada Bisnis.
Pada 2021, selain fokus untuk menjalankan bisnis pertambangan dan teknologi, DSSA mengungkapkan akan menjajaki peluang-peluang bisnis baru, termasuk bisnis energi terbarukan.
Hal itu sebagai bagian dari upaya DSSA mengembangkan portofolio bisnis dan melakukan diversifikasi risiko usaha dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Penjajakan bisnis baru itu pun sejalan dengan tren dunia yang mulai mengurangi batu bara dan mulai beralih ke energi yang lebih bersih.
Kendati demikian, DSSA tidak menjelaskan secara detail sektor EBT yang diincar oleh perseroan secara spesifik.
Di sektor teknologi, Hermawan mengatakan bahwa potensi bisnis sektor itu masih baik seiring dengan pandemi Covid-19 yang telah mengubah gaya hidup masyarakat yang condong ke digitalisasi.
“Perseroan berupaya memanfaatkan peluang ini dengan terus memperluas wilayah layanan, meningkatkan kualitas layanan, serta menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan harga bersaing,” ujar Hermawan.
Sementara itu di sektor pertambangan, perseroan melalui entitas anak terus akan berupaya memperkuat pemasaran batu bara termal atau kalori rendah, baik ke pasar domestik maupun internasional, seperti pasar China, India, dan pasar lainnya di Asia Tenggara.
Di sisi lain, perseroan juga mengembangkan usahanya ke bisnis pertambangan batu bara metalurgi atau kalori tinggi dan pertambangan emas.
Adapun, DSSA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2021 sebesar US$67 juta, terutama untuk pengembangan bisnis pertambangan dan teknologi.