Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Tiga Anak di China Dorong Saham Hong Kong Menguat

Nilai saham perusahaan yang terkait dengan kelahiran dan kesuburan yang terdaftar di China daratan dan di Hong Kong melonjak, setelah pemerintah China mengatakan pasangan yang sudah menikah dapat memiliki hingga tiga anak.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Hong Kong naik tipis pada Senin (31/5/2021), menyusul kebijakan baru tiga anak di China yang mendorong kenaikan harga saham dari perusahaan yang terkait dengan masalah kelahiran dan kesuburan.

Indeks Hang Seng naik 0,1 persen menjadi 29.151,80, sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) naik 0,9 persen menjadi 10.889,12 poin. Memimpin kenaikan, indeks perawatan kesehatan Hang Seng melonjak 4,1 persen sementara indeks IT Hang Seng naik 3,6 persen.

Nilai saham perusahaan yang terkait dengan kelahiran dan kesuburan yang terdaftar di China daratan dan di Hong Kong melonjak, setelah pemerintah China mengatakan pasangan yang sudah menikah dapat memiliki hingga tiga anak. Perubahan besar dari kebijakan pembatasan dua anak dilakukan setelah data terbaru menunjukkan penurunan dramatis dalam kelahiran di negara terpadat di dunia itu.

Saham-saham perusahaan Suzhou Basecare Medical Corp Ltd., Jinxin Fertility Group Ltd., Aidigong Maternal & Child Health Ltd. dan Goodbaby International Holdings Ltd. melonjak antara 15,1 persen hingga 30,9 persen.

Saham perusahaan raksasa jasa pengiriman makanan Cina Meituan ditutup 10,9 persen lebih tinggi, setelah perusahaan yang didukung Tencent itu pada hari Jumat melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Selama bulan Mei 2021, indeks Hang Seng naik 2,3 persen, sementara HSCE menguat 0,6 persen, karena kekhawatiran inflasi menurun baik di dalam maupun luar negeri.

Data yang lemah di China baru-baru ini juga meredakan kekhawatiran pengetatan kebijakan yang telah membebani pasar.

Aktivitas pabrik China sedikit melambat di bulan Mei karena biaya bahan baku tumbuh pada laju tercepatnya dalam lebih dari satu dekade, membebani output perusahaan kecil dan berorientasi ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper