Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. melakukan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2020 pada Jumat (28/5/2021)
Salah satu agenda ialah perombakan jajaran direksi dan komisaris. Sumber Bisnis menyebutkan RUPST Telkom menunjuk Bambang Brodjonegoro sebagai komisaris utama, menggantikan Rhenald Kasali.
"Kita tunggu nanti sore ya, terima kasih," ujar Bambang saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Sebelumnya, PT Bukalapak.com juga mengangkat mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro sebagai Komisaris Utama melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan pada Jumat (30/4/2021).
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Menristek, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro melanjutkan kariernya menjadi dosen di Universitas Indonesia (UI).
Sementara itu, investor tentunya berharap adanya dividen triliunan dari Telkom, sebagai salah satu emiten konstituen IDX High Dividend 20. Indeks itu beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Apalagi, laba bersih emiten dengan kode saham TLKM ini naik dobel digit walau pandemi menyerang hampir sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, TLKM membukukan pendapatan sebesar Rp136,46 triliun atau naik 0,66 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan 2019 senilai Rp135,56 triliun.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih pun tumbuh 11,46 persen yoy menjadi Rp20,80 triliun dari sebelumnya Rp18,66 triliun.
Secara historis, Telkom memang dikenal royal dividen. Dalam RUPST 2019, TLKM memutuskan pembayaran dividen tunai senilai total Rp15,26 triliun pada 23 Juli 2020.
RUPS memutuskan pembayaran dividen tunai itu setara 60 persen dari laba bersih tahun buku 2019. Jumlah itu setara dengan Rp11,19 triliun atau Rp113,0361 per saham.
Tidak berhenti disitu, TLKM juga menambah dividen spesial tunai sebesar 21,78 persen dari laba bersih tahun buku 2019. Nilai itu setara dengan Rp4,06 triliun atau Rp41,0321 per saham.
Dengan demikian, TLKM membagikan total 81,78 persen dari laba bersih tahun buku 2019 atau setara dengan total senilai Rp15,26 triliun.
Sebagai catatan, perseroan membukukan laba bersih Rp18,66 triliun pada 2019. Pencapaian itu tumbuh 3,50 persen dari Rp18,03 triliun periode 2018.
Sebelumnya pada RUPS 2018, meski laba bersih untuk buku 2018 mengalami penurunan 18,56 persen yoy, TLKM membagikan dividen dengan pay out ratio mencapai 90 persen (60 persen dividen tunai dan 30 persen dividen spesial).
Dividen TLKM saat itu tercatat Rp16,23 triliun, yang terdiri atas dividen tunai Rp10,83 triliun dan dividen spesial Rp5,41 triliun. Walhasil, dengan hitungan tersebut, para pemegang saham TLKM menikmati dividen Rp163 per saham.
Kemudian pada 2018, Telkom membagikan dividen atas laba tahun buku 2017 sebesar Rp16,6 triliun, atau setara dengan 75 persen dari total laba perseroan yang mencapai Rp22,14 triliun.
Adapun dividen yang dibagikan terdiri atas dividen tunai Rp13,3 triliun (60 persen) dan dividen spesial Rp3,3 triliun (15 persen). Dividen per saham dengan hitungan tersebut adalah Rp167,66 per saham.
Pada 2017, dari laba tahun buku 2016 yang mencapai Rp19,35 triliun, Telkom menebar dividen dengan payout ratio 70 persen atau Rp13,55 triliun.
Besaran dividen itu terdiri atas 60 persen dividen tunai atau Rp11,61 triliun dan 10 persen dividen spesial atau Rp1,94 triliun, sehingga dividen yang diperoleh pemegang saham adalah Rp117,36 per saham.