Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) alias Sritex menambah usaha produksi masker dari kain dan juga memproduksi alat pelindung diri (APD). Strategi itu didorong oleh meningkatnya kebutuhan barang-barang tersebut selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang terdapat pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham SRIL tersebut memproyeksikan laba atas kegiatan usaha pada tahun ini sebesar Rp30,46 miliar dengan pendapatan sebesar Rp208,86 miliar.
Namun, pada 2022, perseroan memproyeksikan penurunan laba dan pendapatan menjadi Rp8,90 miliar dan Rp116,90 miliar karena perkiraan masa pandemi Covid-19 yang telah berakhir sehingga terjadi penurunan volume penjualan.
Kemudian pada proyeksi tahun-tahun berikutnya, SRIL memproyeksikan peningkatan secara bertahap pada pendapatan maupun laba perseroan hingga tahun 2025.
SRIL melihat semenjak awal tahun 2020 saat masuknya pandemi Covid-19, kebutuhan barang-barang sanitasi serta APD sangat tinggi sehingga kekurangan stok pun dirasakan oleh Indonesia. Kalaupun stok tersebut ada, dijual dengan harga yang tinggi.
“Tergerak oleh semangat untuk membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan demi menghadapi virus corona ini, perseroan berinisiatif memproduksi masker dari kain juga memproduksi APD,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Rabu (26/5/2021).
Baca Juga
Terkait dengan proyek baru tersebut, perseroan telah menugaskan PIC sebagai tenaga ahli profesional untuk produksi terkait Covid-19, yaitu pria berkebangsaan India, Kumar Jain dengan pengalaman 38 tahun di industri tekstil bidang production management, quality system management, product development, dan international marketing.
Melalui dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang ada, perseroan telah mendapatkan Sertifikat ISO 16604 Class 3 pada 28 April 2020 dan mendapatkan penetapan lolos standar internasional oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Duni (WHO) pada 1 Juni 2020 lalu.
Penambahan usaha ini akan merubah kegiatan usaha SRIL, oleh sebab itu pada Jumat (28/5/2021) mendatang, perseroan akan meminta persetujuan kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).
Adapun dalam mata acara RUPST terkait perubahan kegiatan usaha akan terdapat pembahasan mengenai studi kelayakan tentang perubahan kegiatan usaha perseroan.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, perdagangan saham SRIL dihentikan sementara semenjak Selasa (18/5/2021) oleh BEI karena tak terealisasinya pembayaran pokok dan bunga surat utang jangka menengah alias Medium Term Notes (MTN) yang semestinya dibayar perseroan pada Senin (17/5/2021).