Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham perbankan BUMN jumbo menjadi buruan utama investor asing di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (21/5/2021).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini investor asing cenderung melakukan aksi beli terhadap saham dengan net buy Rp129,37 miliar. Sepanjang 2021, catatan net buy investor asing mencapai Rp9,11 triliun.
Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp174,2 miliar. Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatakan net buy Rp54,9 miliar.
Saham lainnya yang menjadi favorit investor asing ialah MDKA dengan net buy Rp45,14 miliar, INCO Rp31,54 miliar, TBIG Rp23,94 miliar, PGAS Rp15,02 miliar, UNVR Rp12,69 miliar, dan MNCN Rp11,54 miliar.
Sebaliknya, investor asing cenderung melakukan aksi jual terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net sell Rp84,41 miliar. Selanjutnya, saham PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan net sell Rp28,16 miliar.
Sejumlah saham lain yang dilego investor asing ialah TLKM dengan net sell Rp27,38 miliar, BBNI Rp22,83 miliar, MLPL Rp18,89 miliar, MIKA Rp16,68 miliar, ADRO Rp11,21 miliar, dan DMMX Rp10,03 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,42 persen atau 24,48 poin ke level 5773,12. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.742,04-5.838,23.
Volume transaksi sepanjang hari ini mencapai 15,72 miliar saham dengan nilai sebesar Rp9,97 triliun.
Regina Fawziah, Equity Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas, menyampaikan IHSG pada perdagangan akhir pekan ini ditutup melemah dibebani sejumlah indeks sektoral, yakni Properties & Real Estate (-1.607%), Industrials (-1.309%), Consumer Non-Cyclical (-0.935%), Basic Materials (-0.88%), Healthcare (-0.664%), Infrastructures (-0.595%), Energy (-0.522%), Consumer Cyclicals (-0.274%), Transportation & Logistic (-0.02%).
Adapun, beberapa sektor yang masih mengalami penguatan di antaranya sektor Financials (0.259%), Technology (0.599%), walaupun tidak signifikan.
Salah satu faktor yang menjadi pelemahan indeks hari ini yakni adanya rilis data Current Account Deficit atau Neraca Transaksi Berjalan Indonesia yang turun menjadi US$1 miliar pada kuartal I/2021, atau setara dengan 0,4 persen dari PDB, dibandingkan US$ 3,43 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini terjadi karena adanya kesenjangan pendapatan utama turun menjadi US$6,92 miliar dari US$7,91 miliar , sedangkan surplus barang meningkat tajam menjadi US$7,91 miliar dari US$4,51 miliar pada tahun lalu, sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor.