Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas kian terkerek seiring penurunan imbal hasil US Treasury dan pelemahan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 18.00, harga emas di pasar spot berada di level US$1.878,44 per troy ounce setelah menguat 0,17 persen pada perdagangan hari ini. Adapun emas Comex untuk kontrak Juni menyusul di level US$1.881,20 per troy ounce.
Emas kian bersinar dan bertahan di level tertingginya dalam 4 bulan terakhirseiring penurunan obligasi negara AS alias US Treasury bertenor 10 tahun dan dolar yang terkoreksi selama lima sesi di pekan ini.
Tren penurunan suku bunga mendorong permintaan aset seperti emas, sementara dolar yang terus melemah lemah membuat logam mulia menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.
Bahkan, harga emas spot sempat menyentuh level US$1.890,13 pada hari Rabu, tertinggi sejak awal Januari. Namun kembali sedikit mereda setelah muncul risalah rapat The Fed.
Meskipun demikian, para pemberi emas cenderung mengabaikan kekhawatiran atas hasil pertemuan The Fed Federal yang menunjukkan beberapa pembuat kebijakan terbuka untuk berbicara tentang pengurangan pembelian obligasi.
Baca Juga
Adapun peningkatan ekspektasi inflasi dan janji The Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama telah menghidupkan kembali minat terhadap emas, yang disorot oleh rebound kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa.
Analis Julius Baer Group Ltd. Carsten Menke mengatakan masalah inflasi menjadi penyokong utama aset seperti emas dan perik, mengingat sifat logam mulia yang menjadi aset lindung nilai terhadap inflasi.
“Yang menjadi perdebatan saat ini adalah apakah kenaikan harga bersifat sementara atau permanen. Kami sangat yakin ini hanya akan sementara,” kata Menke seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (21/5/2021)
Di sisi lain, harga aset kripto yang turun secara ekstrem pada pertengahan pekan ini juga disinyalir menjadi salah satu penyokong penguatan harga emas. Sejumlah analis sempat menyebut bitcoin sebagai pengganti emas.
“Tampaknya pelemahan bitcoin beberapa waktu belakangan ini membuat investor beraloh ke emas,” kata Kepala Strategi Komoditas ING Groep NV di Singapura Warren Patterson.