Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik menguat pada sesi I perdagangan Kamis (20/5/2021) setelah rilis data neraca perdagangan.
Pada pukul 11.30 WIB akhir sesi I, IHSG naik 0,77 persen atau 44,64 poin menuju 5.805,22. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 5.751,34-5.814,78.
Terpantau 124 saham naik, 159 saham melemah, dan 177 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp5,49 triliun dengan aksi beli bersih investor asing Rp5,02 miliar.
Saham BBCA, TBIG, dan TLKM menjadi sasaran beli dengan net buy masing-masing Rp103,3 miliar, Rp67,9 miliar, dan Rp61,1 miliar. Saham BBCA naik 0,95 persen ke Rp32.025, TBIG naik 4,98 persen ke Rp2.530, dan TLKM naik 3,8 persen ke Rp3.280.
Sebaliknya, investor asing cenderung melakukan aksi jual terhadap saham ANTM dan BBRI, masing-masing mencatatkan net sell Rp76,8 miliar dan Rp18,7 miliar. Saham ANTM koreksi 3,53 persen ke Rp2.460, sedangkan saham BBRI naik 0,52 persen menjadi Rp3.890.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas WP Pratama menyebutkan pelaku pasar akan mencermati rilis data neraca perdagangan April 2021 yang diperkirakan masih akan berada pada area surplus.
Baca Juga
"Untuk hari ini, IHSG berpeluang bergeral dalam rentang 5.737-5.839," paparnya dalam publikasi riset.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu (19/5/2021) IHSG turun 1,27 persen atau 73,81 poin sehingga parkir di level 5.760,58. Sepanjang perdagangan, IHSG terpantau bergerak dalam kisaran 5.752,26-5.828,21.
Sementaar itu, siang ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada bulan April 2021 kembali mengalami surplus sebesar US$2,19 miliar. Surplus ini lebih tinggi dari surplus Maret 2021 sebesar US$1,57 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2021 dipicu oleh kenaikan ekspor yang mengesankan dari sektor industri dan pertambangan.
"Surplus pada bulan April 2021 sangat mengembirakan karena kenaikan ekspornya lebih tinggi dari kenaikan impornya," tegas Suhariyanto.
Pencapaian ini, lanjutnya, sejalan dengan indikator lain, yakni PMI Indonesia yang meningkat 54,4 atau berada di level ekspansif. Namun, Suhariyanto mengingatkan pemulihan akan berbeda-beda sesuai subsektor dan wilayahnya. Oleh karena itu, dia berharap semua pihak memperhatikan performa di berbagai subsektor.
Dari data BPS, ekspor sepanjang April 2020 tercatat sebesar US$18,48 miliar, naik 51,94 persen (year on year/yoy) dan naik 0,69 persen (month to month/mtm).