Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia membuka perdagangan cukup bervariatif pada perdagangan Senin (17/5/2021) seiring dengan sentimen lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara dan kekhawatiran inflasi yang berkepanjangan membebani sentimen investor.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 07.50 WIB, indeks Topix terkoreksi 0,1 persen, indeks Kospi turun 0,2 persen, sedangkan indeks S&P Australia atau ASX200 naik 0,4 persen.
Di sisi lain, bursa berjangka AS melemah seperti indeks S&P 500 futures turun 0,2 persen dan Nasdaq 100 contracts turun 0,3 persen.
Mengutip Bloomberg, pasar modal di Australia berhasil naik tetapi Jepang dan Korea Selatan tergelincir karena pasar menanggapi pembatasan aktivitas terbaru untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Penyebaran Covid-19 menjadi topik utama karena Singapura berencana menutup sekolah umum pada pekan ini dan kembali berpindah ke pembelajaran berbasis rumah. Taiwan juga sedang berupaya untuk mengatasi wabah terburuknya dan mencegah lockdown.
Adapun, Bursa saham AS berakhir di zona hijau pada penutupan Jumat (14/5/2021) setelah mengalami tekanan dan mencetak kerugian mingguan terburuk sejak Februari.
Baca Juga
Imbal hasil Treasury AS stabil setelah turun pada Jumat (14/5/2021) karena laporan yang menunjukkan lonjakan baru-baru ini dalam penjualan ritel AS terhenti pada April. Dolar AS naik tipis terhadap mata uang utama lainnya.
Sementara itu, momentum di pasar komoditas tampaknya telah melemah setelah mengalami kenaikan yang sangat besar. Tembaga dan bijih besi keluar dari rekor tertinggi di tengah upaya China untuk menekan harga yang telah terlampau tinggi.