Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Lelang Sukuk Negara Kembali Naik, Ini Komentar Analis

Total penawaran yang masuk senilai Rp19,9 triliun untuk enam seri SBSN. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan hasil penawaran pada lelang sebelumnya sebanyak Rp17,9 triliun.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan hasil penawaran pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara merupakan indikasi kelanjutan membaiknya pasar obligasi negara di Indonesia.

Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah telah melakukan lelang sukuk negara kesembilan di tahun 2021 pada Selasa (4/5/2021).

Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp19,9 triliun untuk enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS). Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan hasil penawaran pada lelang sebelumnya sebanyak Rp17,9 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan, hasil lelang sukuk pada hari ini mengindikasikan membaiknya pasar obligasi domestik.

“Jumlah penyerapannya juga sesuai dengan target pemerintah, artinya pasar obligasi Indonesia sudah mulai stabil ditengah dinamisnya pergerakan pasar,” katanya saat dihubungi pada Selasa (4/5/2021).

Salah satu sentimen utama yang mempengaruhi hasil lelang hari ini adalah melandainya pergerakan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury. Hal ini terjadi menyusul komitmen bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang akan tetap melakukan pembelian obligasi dalam jumlah besar.

Ia memaparkan, komitmen The Fed membuat pergerakan yield US Treasury mulai melambat. Menurutnya, kombinasi sentimen ini dengan likuiditas pasar obligasi Indonesia yang terjaga membuat minat investor, utamanya asing, untuk mengikuti lelang sukuk negara hari ini cukup besar

“Memang masih ada investor yang wait and see karena kondisi pasar saat ini cukup fluktuatif. Tetapi, dengan mulai stabilnya sentimen global, pasar obligasi Indonesia kini kembali dilirik oleh investor asing,” jelasnya.

Ramdhan melanjutkan, investor pada sektor perbankan terlihat masih menjadi pemain dominan pada lelang ini. Hal tersebut terlihat dari banyaknya penawaran yang masuk pada sukuk tenor pendek, yakni PBS027 dengan waktu jatuh tempo 15 Mei 2023.

Menurut Ramdhan, sektor perbankan cenderung memilih sukuk tenor pendek mengingat kondisi pasar yang masih cukup volatil. Ia mengatakan, seri sukuk bertenor pendek terbilang lebih aman dalam kondisi pasar yang kurang stabil.

“Sektor perbankan mengambil tenor pendek juga karena likuiditas yang ada saat ini dan melihat tren pasar saat ini dengan kondisi suku bunga rendah,” pungkasnya.

Sementara itu, seri bertenor panjang seperti PBS028 menjadi pilihan para pengelola dana asuransi atau dana pensiun. Hal ini karena keduanya mengincar imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang memikirkan pergerakan dinamis pasar dalam jangka pendek atau menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper