Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas IPO global mencatat 430 transaksi yang menghasilkan dana US$105,6 miliar pada kuartal I/2021. Dengan estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS, total transaksi setara dengan Rp1.531,2 triliun.
Total transaksi IPO pada kuartal I/2021 itu mencapai rekor tertinggi kuartal pertama dalam 20 tahun terakhir, dan mengumpulkan lebih banyak pendapatan dari keseluruhan tahun 2020.
Pendapatan tersebut memecahkan rekor pasar IPO tradisional maupun IPO perusahaan akuisisi dengang tujuan khusus (SPAC) dengan masing-masing peningkatan 85 persen dan 271 persen secara year on year (yoy).
Pemimpin EY Global Paul Go mengungkapkan pasar IPO yang dibanjiri likuiditas ini, merupakan kinerja terbaik dalam waktu 20 tahun. Namun karena kondisi Covid-19 yang masih belum terkendali, dia mengatakan bahwa perusahaan harus siap untuk mengakses pasar saat kesempatan terbuka.
“Dengan pasar yang dibanjiri likuiditas, nilai dana dan jumlah kesepakatan IPO global telah mencatat kinerja terbaik dalam 20 tahun. Namun, masih banyak ketidakpastian yang dapat menciptakan volatilitas dan mempengaruhi pasar IPO,” ujar Paul Go dalam keterangan resmi, Selasa (4/5/2021).
Paul Go menjelaskan, pasar IPO bisa dipengaruhi oleh program vaksinasi yang lebih lambat dari perkiraan dan gelombang baru pandemi yang terus mematahkan pemulihan ekonomi.
Baca Juga
Kemudian faktor perlambatan dan penarikan aplikasi IPO karena proses regulasi diperketat, serta risiko pasar modal yang tidak stabil dari bank yang akan mengurangi financial leverage ujarnya.
Pemimpin Ernst & Young (EY) Asean IPO Max Loh mengatakan kuartal pertama biasanya kurang bergairah untuk IPO di Asean, dikarenakan perusahaan bersiap untuk aktivitas pasar modal. Pandemi Covid-19 menjadi pemicu pergerakan di luar kebiasaan ini menurutnya.
“Kuartal pertama adalah periode yang biasanya kurang bergairah untuk IPO di Asean karena perusahaan bersiap untuk aktivitas pasar modal. Optimisme yang penuh kehati-hatian muncul dari ketidakpastian dimasa pandemi ini, mempengaruhi volatilitas di pasar IPO Asia-Pasifik,” ungkap Max Loh.
Covid-19 mendorong peluang baru bagi para pelaku pasar yang kemudian berdampak pada aktivitas pasar IPO kuartal ini.
Bersamaan dengan itu, transaksi spekulatif dan oportunistik seiring dengan populernya platform investasi ritel di kalangan masyarakat termasuk generasi muda menjadikan investasi lebih mudah diakses.
EY menyebutkan sektor teknologi mendominasi transaksi selama kuartal I/2021 dengan 111 IPO dan memperoleh dana US$46,1 miliar. Menyusul setelahnya perawatan kesehatan dengan 78 IPO yang mengumpulkan US$14 miliar. Di urutan ketiga, sektor industri berdasarkan angka IPO dengan 57 kesepakatan dan menghasilkan US$6,3 miliar.
Jika dilihat berdasarkan wilayah, Amerika Serikat melanjutkan resiliensinya hingga kuartal I/2021 dengan 121 kesepakatan dan menghasilkan dana US$45,2 miliar. Sementara Asia-Pasifik mencatatkan 200 IPO, dan mengantongi dana US$34,3 miliar.