Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) gagal bertahan di zona hijau dan berakhir ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (27/4/2021). Padahal, sepanjang sesi I indeks berfluktuasi di zona hijau.
Investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih terutama pada saham TLKM, BSIM, BBRI, BMRI, dan ASII.
Hingga penutupan perdagangan, IHSG ditutup melemah tipis 0,09 persen atau 5,2 poin ke level 5.959,62. Padahal, indeks sempat bergerak ke zona hijau di dan mencapai level tertinggi 6.003,91 dan sempat berada di level terendah pada 5.950,86.
Adapun, kapitalisasi pasar mencapai Rp7.078 triliun dengan sebanyak 193 saham menguat, 300 saham melemah, dan 141 saham tidak bergerak dari level perdagangan sebelumnya.
Total nilai transaksi mencapai Rp9,77 triliun dengan rincian di pasar reguler Rp8,8 triliun dan pasar negosiasi Rp969,7 miliar.
Sementara itu, investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp38,87 miliar. Aksi jual bersih terutama pada saham TLKM yang membuatnya terkoreksi 2,77 persen dengan jual bersih senilai Rp154,5 miliar.
Baca Juga
Selanjutnya, ada BSIM, BBRI, BMRI, dan ASII yang juga dilego asing dengan nilai masing-masing Rp67,3 miliar, Rp58,9 miliar, Rp57,6 miliar, dan Rp20,6 miliar.
Untuk emiten-emiten IHSG yang paling babak belur diantaranya terdapat JPFA yang turun 6,9 persen ke level 1890. Menyusul CPIN, ZYRX, dan ABBA dengan pelemahan masing-masing 6,8 persen, 6,72 persen, dan 6,62 persen.
Selanjutnya, saham-saham yang menghijau dipimpin KARW yang naik 14,68 persen ke level 125. Selanjutnya ada ASSA, MLPL, KREN, dan BRPT dengan kenaikan masing-masing 8,5 persen, 7,78 persen, 6,35 persen dan 4,95 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyebut pelemahan indeks komposit terjadi akibat tekanan ekspektasi investor yang menanti pengumuman suku bunga acuan The Fed.
"Market menanti pengumuman The Fed dalam rangka menetapkan suku bunga acuan. Minimnya data makroekonomi global maupun domestik yang memberikan high positive impact terhadap pasar," jelasnya, kepada Bisnis, Selasa (27/4/2021).
Selain itu, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia maupun secara global yang masih terus terjadi menjadi penekan IHSG yang memunculkan ketidakpastian di mata para investor.