Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka ke zona hijau pada perdagangan Jumat (23/4/2021). Sayangnya, 20 menit berjalan, indeks langsung menukik ke zona merah tertekan aksi jual asing.
Pada pukul 09.20 WIB, IHSG menukik 0,29 persen atau 17,15 poin ke level 5977,03. Padahal, saat pembukaan indeks sempat melanjutkan penguatan kemarin ke level 6004,82.
Sebanyak 4 dari 11 indeks sektoral klasifikasi IDX-IC terpantau melemah dan menekan IHSG. Sektor infrastruktur melemah paling tajam sebesar 0,57 persen, disusul sektor finansial yang melemah 0,23 persen.
Adapun sebanyak 220 konstituen indeks melemah, 142 saham naik ke zona hijau dan 178 saham tidak berubah dari harga perdagangan kemarin. Kapitalisasi pasar tercatat 7.097,68 triliun.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih atau net foreign sell sebesar Rp322,58 miliar. Asing masih melakukan aksi jual terhadap saham PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dengan senilai Rp293,6 miliar.
Selain TAPG, investor asing juga melego saham BMRI, BBTN, dan TLKM dengan besaran nilai jual bersih masing-masing Rp48,5 miliar, Rp15,2 miliar, dan Rp5,6 miliar.
Baca Juga
Adapun, saham-saham yang melemah diantaranya PLAN yang turun 9,09 persen, FREN turun 6,9 persen, NPGF turun 5,81 persen, SRIL turun 5,52 persen dan WIIM turun 3,68 persen.
Sementara itu, saham-saham yang menguat diantaranya BIMA naik 29,11 persen, MTWI naik 12,03 persen, MLPL naik 9,89 persen, BAJA naik 7,5 persen, dan MYTX naik 6,16 persen.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan penguatan tipis IHSG ditopang oleh saham-saham aneka industri yang naik 3.09 persen dan Infrastruktur yang menguat 0.48 persen.
Saham ASII yang naik 4.31 persen tetap membagikan dividen dan agresive melakukan diversifikasi bisnis naik memimpin indeks sektoral. Saham TLKM menguat 1.52 persen setelah memenangkan tahap lelang harga frekuensi 2.3 GHz dan berpeluang mendapatkan tambahan spektrum menjadi pendorong indeks infrastruktur diakhir sesi perdagangan.
Lanjar memaparkan, secara teknikal IHSG terkonsolidasi dengan bertahan di level bullish trendline.
Sementara itu, indikator stochastic dan RSI memiliki momentum bearish yang mendekati area oversold. Indikator MACD memberikan signal kondisi undervalue yang terkonsolidasi dengan histogram yang melambat.
"Dengan demikian, secara teknikal IHSG kembali berpotensi bergerak tertekan dengan support resistance 5.953--6.065," urainya.