Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) menganggarkan belanja modal 2021 meningkat 3 kali lipat dari belanja modal 2020 yang akan digunakan untuk investasi baru dan pengembangan usaha peternakan.
Chief Financial Officer dan Corporate Secretary Sreeya Sewu Indonesia Sri Sumiyarsi menuturkan akan lebih ekspansif pada 2021 ini. Perseroan menargetkan belanja modal 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.
"Belanja modal Sreeya 3 kali lipat dari biaya modal tahun lalu, di mana 35 persen merupakan belanja modal baru, belanja modal baru adalah investasi strategis di unit usaha farming untuk mendukung pertumbuhan perusahaan dan peningkatan utilisasi unit feedmill," urainya kepada Bisnis, Kamis (15/4/2021).
Sementara, sisanya merupakan belanja modal rutin termasuk untuk memenuhi belanja modal yang sempat tertunda pada 2020 karena antisipasi krisis akibat pandemi Covid-19.
Emiten bersandi SIPD ini pun menarget pendapatan dan bottom line untuk 2021 mengalami pertumbuhan dua digit. Pertumbuhan dua digit tersebut untuk mengkompensasi kinerja 2020 dan melalui sejumlah strategi.
"Di sektor hulu perunggasan, pertama melalui penguatan di sektor hulu dengan menjalankan strategi performance to solution melalui peningkatan kualitas produk pakan, keunggulan pelayanan yang cepat tanggap serta menyediakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," urainya.
Selain itu, emiten yang sebelumnya bernama Sierad Produce ini akan meningkatan kapasitas breeding untuk menunjang peningkatan utilisasi produksi pakan ternak dan memperluas penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah dalam mengontrol manajemen budidaya ayam.
Sementara itu, di sektor hilir atau food perseroan mempersiapkan lima strategi utama, yakni membangun distribusi rantai dingin dan logistik yang kuat, meningkatkan eksekusi penjualan dengan dukungan dari Command Centre, meningkatan portfolio melampaui perunggasan.
Dua strategi lainnya, yakni meningkatkan gairah konsumen melalui pengembangan promosi yang menarik dan meningkatkan kualitas ayam untuk meningkatkan nilai tambah produk Sreeya Sewu.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020 yang dikutip Rabu (14/4/2021), emiten bersandi SIPD tersebut mencatatkan pendapatan Rp4,34 triliun naik tipis 7,42 persen dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp4,04 triliun.
Kendati mengalami kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan perseroan juga meningkat menjadi Rp3,8 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,45 triliun.
Selain itu, terjadi peningkatan pada beban usaha menjadi Rp390,19 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp382,14 miliar. Dengan peningkatan terutama pada beban penjualan menjadi Rp191,24 miliar dan beban umum dan administrasi menjadi Rp198,95 miliar.
Adapun, beban lain-lain bersih pun meningkat menjadi Rp98,59 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp97,49 miliar. Kenaikan terutama dari beban keuangan yang meningkat dengan beban bunga liabilitas sewa Rp1,65 miliar, dan beban lain-lain Rp28.53 miliar.
Dengan demikian, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok menjadi Rp28,26 miliar anjlok 62,67 persen dari posisi 2019 yang sebesar Rp79,72 miliar. Laba per saham dasar atau earning per share pun menjadi Rp21,11 turun dari periode 2019 yang mencapai Rp59,58.