Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada sesi I perdagangan Jumat (9/4/2021) seiring dengan masuknya investor asing ke saham bank BUMN jumbo.
Pada pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, IHSG naik 0,29 persen atau 17,86 poin menjadi 6.089,58. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 6.082,55-6.113,16.
Terpantau 254 saham menguat, 204 saham melemah, dan 168 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp6,06 triliun.
Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp104,69 miliar. Saham BMRI, BBNI, BBRI menjadi yang paling banyak diburu asing dengan net buy maisng-masing Rp114,3 miliar, Rp91,6 miliar, dan Rp41,8 miliar. Saham BMRI naik 3,19 persen, BBNI 3,45 persen, dan BBRI 0,46 persen.
Sementara itu, saham BBCA menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp27,1 miliar. Namun, saham BBCA masih naik 0,81 persen.
Di jajaran top gainers, saham MPPA melonjak 24,47 persen menjadi Rp585. Entitas Grup Lippo yang mengelola Hypermart itu merencanakan rights issue.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa berdasarkan rasio fibonacci, level support dan resisten maksimum IHSG berada di 6.027,6 hingga 6.114,21.
Sementara itu, berdasarkan indikator, MACD masih menunjukkan sinyal negatif, dan Stochastic-RSI mulai berada di area netral.
“Selain itu, terlihat pola three advancing soldiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat ke depannya,” ujar Nafan dikutip dari keterangannya, Kamis (8/4/2021).
Adapun, pada perdagangan Kamis (8/4/2021) IHSG kembali parkir di zona hijau pada level 6.071,72, setelah menguat 0,58 persen dari posisi penutupan sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa IHSG tengah dikelilingi katalis positif antara lain, apresiasi pelaku pasar terhadap proyeksi IMF terkait dengan semakin positifnya kinerja pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini sebesar 6,0 persen.
Selain itu, Nafan menyebut pelaku pasar juga merespons positif pernyataan Biden yang optimistis terkait dengan adanya potensi pemulihan ekonomi serta komitmen Presiden AS anyar tersebut dalam menjalankan berbagai program stimulus.
“Market juga optimis terkait dengan adanya pemulihan ekonomi global,” papar dia.