Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Lagi Dipicu Performa Lemah Yield Obligasi dan Dolar AS

Penguatan ini didorong oleh pelemahan greenback serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dari level tertinggi baru-baru ini.
Emas batangan./bloomberg
Emas batangan./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu (7/4/2021) dan mencapai tingkat tertinggi selama lebih dari seminggu dan berupaya kembali menuju level US$1.750.

Penguatan ini didorong oleh pelemahan greenback serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dari level tertinggi baru-baru ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$14,2 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada US$1.743,00 per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi sesi di US$1.746,55. Sehari sebelumnya, Senin (5/4/2021), emas berjangka naik tipis US$0,4 atau 0,02 persen menjadi US$1.728,80.

Emas berjangka melonjak US$12,8 atau 0,75 persen menjadi US$1.728,40 pada Kamis (1/4/2021), setelah melambung 29,6 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.715,60 dolar AS pada Rabu (31/3/2021), dan anjlok 28,6 dolar AS atau 1,67 persen menjadi 1.686 dolar AS pada Selasa lalu (30/3/2021). Bursa emas AS tutup pada Jumat (2/4/2021) untuk libur Hari Paskah.

Emas telah terangkat sementara oleh penurunan stabil dalam indeks dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Reli belum tentu berkelanjutan ... US$1.750 saya yakin adalah titik resistensi," kata Streible.

Terakhir kali emas berjangka di Comex mendekati level US$1.750 adalah pada 22 Maret, ketika mencapai US$1.747. Itu membuat puncak hari itu menjadi yang tertinggi dalam dua minggu.

Dolar jatuh ke level terendah dua minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan bergerak lebih rendah.

"Investor percaya bahwa kami tidak akan melihat kenaikan besar lainnya dalam imbal hasil dan itu telah mendorong emas untuk rebound secara teknis," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Namun, kenaikan emas dibatasi karena indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut pada Selasa (6/4/2021) di tengah harapan pemulihan terbaru, sementara data menunjukkan pembukaan pekerjaan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Februari.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (6/4/2021) melaporkan lowongan pekerjaannya pada 7,37 juta pada Februari, naik dari 7,1 juta pada Januari dan level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

"Agar kisah emas kembali ke pijakan yang lebih kuat ... kita perlu melihat beberapa kekhawatiran geopolitik atau inflasi meningkat lebih agresif daripada yang telah diperkirakan pasar," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Investor juga menunggu risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve pada Rabu (7/4/2021) waktu setempat untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneternya.

Presiden Federal Reserve Bank Cleveland, Loretta Mester pada Senin (5/4/2021) mengatakan prospek ekonomi AS cerah, meskipun bank sentral AS harus tetap berpegang pada kebijakan longgarnya untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut.

Logam mulia lainya, perak untuk pengiriman Mei naik 44,7 sen atau 1,8 persen menjadi ditutup pada US$25,227 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$30,7 atau 2,54 persen menjadi ditutup pada US$1.240,5 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper