Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat Walau Asing Masih Jual Saham BBCA, BBRI dan ASII

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan penguatan IHSG hari ini dipengaruhi sentimen luar maupun dalam negeri. Salah satunya imbal hasil obligasi Amerika Serikat berjangka 10 tahun yang mengalami koreksi wajar.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing masih cenderung melakukan aksi jual di saat penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa (6/4/2021) investor asing cenderung melakukan aksi jual dengan net sell Rp98,83 miliar. Sepanjang 2021, net buy investor asing berkurang menjadi Rp9,97 triliun.

IHSG terpantau parkir di level 6.002,77, menguat 0,54 persen setelah lebih dari sepekan mengalami penurunan. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 5.944,42 hingga 6.008,50.

Total transaksi saham hanya mencapai Rp9,36 triliun. Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 301 saham berhasil menguat, 186 saham terkoreksi, dan 159 saham berada di posisi yang sama daripada perdagangan sebelumnya.

Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, sejumlah saham yang paling banyak mencatatkan net sell asing hari ini adalah BBCA Rp30.788 (net sell Rp187,76 miliar), BBRI Rp4.199 (Rp111,38 miliar), ASII Rp5.352 (Rp37,03 miliar), MDKA Rp2.306 (Rp33,74 miliar), dan NFCX Rp2.001 (Rp19,34 miliar).

Sementara itu, sejumlah saham yang paling banyak dibeli asing adalah WSKT Rp1.040 (net buy Rp30,63 miliar), ANTM Rp2.300 (Rp24,16 miliar), ADRO Rp1.197 (Rp23,26 miliar), PTBA Rp2.496 (Rp22,61 miliar), dan WIKA Rp1.426 (Rp18,10 miliar).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan penguatan IHSG hari ini dipengaruhi sentimen luar maupun dalam negeri. Salah satunya imbal hasil obligasi Amerika Serikat berjangka 10 tahun yang mengalami koreksi wajar.

Selain itu pasar juga mengapresiasi komitmen Presiden AS Joe Biden dalam menggelontorkan stimulus di bidang infrastruktur senilai US$2 triliun.

“Market mengapresiasi hasil PMI [Indeks Manajer Pembelian] Jasa Amerika Serikat baik dari versi ISM maupun versi final yang menunjukkan hasil yang semakin ekspansif,” ungkap Nafan saat dihubungi pada Selasa (6/4/2021).

Di dalam negeri sendiri, adanya proyeksi meningkatnya cadangan devisa Tanah Air per Maret pada pengumuman esok juga menjadi sentimen positif pada perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper