Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah melewati level 6.000 seiring dengan derasnya aksi jual investor asing pada Senin (5/4/2021).
Pada akhir sesi II, IHSG turun 0,68 persen atau 41,71 poin menjadi 5.970,28. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 5.964,48-6.051,62.
Terpantau 190 saham menguat, 301 saham melemah, dan 152 saham stagnan. Jelang penutupan, total transaksi senilai Rp7,68 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing senilai Rp566,23 miliar.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak dilepas investor asing dengan net sell Rp405,5 miliar. Saham BBRI turun 2,1 persen menuju Rp4.200.
Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan net sell Rp188,1 miliar. Saham BBCA turun 1,12 persen menjadi Rp30.775.
Sebaliknya, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menjadi yang paling banyak diburu asing dengan net buy Rp24,7 miliar. Saham ITMG naik 8,55 persen menuju Rp12.700.
Baca Juga
Di jajaran top gainers, emiten media Grup Bakrie, PT Visi Media Tbk. (VIVA) dan anak usahanya PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) melejit. Saham VIVA naik 34,62 persen menuju Rp70, sedangkan MDIA naik 28,81 persen menjadi Rp76.
Selanjutnya, saham entitas Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) dan PT Multipolar Tbk. (MLPL) juga menguat signifikan. Saham MPPA naik 21,48 persen ke Rp362, sedangkan saham MLPL naik 15,18 persen menuju Rp129.
Sementara itu, saham-saham emiten BUMN konstruksi, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) memenuhi jajaran top losers dengan penurunan masing-masing 6,91 persen, 6,84 persen, 6,64 persen, dan 6,6 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan minimnya data makroekonomi domestik yang memberikan katalis positif bagi pasar membuat pergerakan IHSG masih tak bertenaga di awal pekan ini.
Selain itu, beberapa negara tengah memperingati Easter Monday (Senin Paskah) sehingga minim sentimen dari pergerakan bursa global. Pun, dari bursa berjangka sejumlah komoditas kembali mengalami koreksi harga.
Nafan mengatakan koreksi IHSG kemungkinan masih akan terjadi dalam jangka pendek, kecuali ada sentimen positif yang mendorong pergerakan indeks komposit, misalnya kinerja positif dari pasar Amerika Serikat.
“Jika kinerja US Market membaik, maka katalis positif bagi IHSG akan terasa,” katanya, Senin (5/4/2021)
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas WP Pratama dalam publikasi risetnya menyampaikan IHSG masih melanjutkan tren pelemahan dengan koreksi sebesar 2,97 persen sepanjang pekan lalu.
Pelaku pasar akan mengharapkan katalis positif dari beberapa indikator ekonomi yang akan dirilis minggu ini seperti angka Cadangan Devisa dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2021.