Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi, PT Garuda Indonesia Tbk., melakukan penandatanganan addendum perjanjian pinjaman senilai US$300 juta dan Rp2,4 triliun dengan PT Bank Mandiri Tbk.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, emiten berkode saham GIAA itu menandatangani addendum perjanjian pemberian pinjaman dan addendum perjanjian treasury line dengan Bank Mandiri pada 30 Maret 2021.
Dalam kedua perjanjian itu, GIAA mendapatkan perpanjangan tenor untuk fasilitas non-cash loan-customized IGF dan treasury line yang semula berlaku pada 16 Desember 2020 - 31 Maret 2021, menjadi berlaku sejak 30 Maret 2021-31 Desember 2021.
Selain perubahan tenor, terdapat perubahan jumlah fasilitas treasury line menjadi hanya US$150 juta dibandingkan dengan jumlah sebelumnya sebesar US$300 juta.
Namun, untuk fasilitas non-cash loan-customized IGF jumlah fasilitas tetap sama sebesar Rp2,4 triliun dan tidak terdapat perubahan atas ketentuan persyaratan lain termasuk mengenai bunga dan jaminan.
Manajemen Garuda Indonesia menjelaskan bahwa pertimbangan addendum tersebut untuk melakukan perpanjangan jangka waktu hingga akhir 2021 atas outstanding fasilitas non cash loan customized IGF untuk mendukung kebutuhan modal kerja, termasuk tidak terbatas pembelian bahan bakar yang merupakan penunjang kegiatan usaha utama perseroan.
Baca Juga
“Lebih lanjut, terdapat kebutuhan perseroan untuk pelaksanaan transaksi lindung nilai sebagai upaya mitigasi risiko perseroan yang berasal dari pergerakan nilai tukar mata uang asing,” tulis manajemen Garuda Indonesia dikutip dari keterbukaan informasinya, Kamis (1/4/2021).
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Kamis (1/4/2021) saham GIAA menetap di posisi Rp332 per saham. Kapitalisasi pasar GIAA di posisi Rp8,59 triliun.