Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus bergerak turun jelang akhir penutupan perdagangan Selasa (30/3/2021).
Per pukul 14.10, indeks terpantau berada di level 6061,61 dengan koreksi 1,70 persen. Indeks terus terkulai sejak dibuka di zona merah pada level 6163,72 di awal perdagangan hari ini.
Pukul 14.28 WIB, IHSG sempat anjlok 1,9 persen ke level 6.046,47. Kemudian, indeks kembali memantul.
Seluruh sektor kompak memerah. Begitu pula dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 105 saham yang mampu menghijau, sedangkan 379 memerah, dan 132 lainnya menguning alias stagnan.
Kapitalisasi pasar berada di kisaran Rp7177,04 triliun. Adapun nilai transaksi yang tercatat sekitar Rp8,01 triliun dengan investor asing yang melakukan aksi jual bersih atau net sell mmencapai Rp342,29 miliar di seluruh pasar.
Sejumlah saham besar terpantau anjlok, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang terkoreksi 4,87 persen. Diikuti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang turun 4,13 persen.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan minimnya data makro ekonomi domestik maupun global yang berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan indeks komposit membuat IHSG rentan.
Selain itu, dia menyebut IHSG juga tertekan akibat adanya sentimen negatif dari pasar modal Amerika Serikat yang tengah memerah akibat kegagalan pemenuhan margin call sejumlah bank jumbo global.
“Adanya dampak daripada Archegos Capital Management yang gagal memenuhi margin call turut memberikan sentimen negatif yang memberatkan kinerja IHSG pada hari ini,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (30/3/2021).
Analis Indo Premier Sekuritas Mino menilai, jika melihat dari pergerakan seluruh sektor yang berada di zona negatif dan tren bursa Asia hari ini yang juga cenderung melemah, sentimen utama penekan laju indeks bersifat makro.
“Satu-satunya yang bersifat makro adalah pelarangan mudik karena membuat proses pemulihan ekonomi lebih lambat karena ada pembatasan aktifitas ekonomi dalam hal ini mudik,” kata Mino.
Di sisi lain, dia juga menyebut beberapa faktor yang turut menjadi sentimen negatif bagi pergerakan indeks antara lain laporan keuangan yang mengecewakan dari emiten, serta turunnya beberapa harga komoditas seperti nikel, timah, batu bara dan emas.