Bisnis.com, JAKARTA – Kabar dari emiten dan pelaku pasar menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Selasa (30/3/2021) , memasuki laporan keuangan, emiten perbankan menebar dividen kepada pemegang saham.
Selain itu, investasi dari asing topang kinerja emiten pengembang lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. Serta SMGR tebar Rp1,12 triliun untuk tebar dividen.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar emiten di Indonesia:
1. "Hujan Cuan" Emiten Bank
Masuki musim laporan keuangan dan pelaksanaan RUPS tahunan, sejumlah emiten perbankan menebar dividen kepada para pemegang saham. Beberapa emiten perbankan kelompok BUKU IV telah mengumumkan pembagian dividen a.I. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Central Asia Tbk.
2. BRPT dan TPIA Tangkap Peluang
Baca Juga
PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menutup tahun dengan bottom line positif, setelah pada semester I/2020 mengantongi rugi bersih sebesar US$8,8 juta. Namun Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengungkapkan hasil kinerja keuangan tetap solid didukung oleh perbaikan industri petrokimia yang mengalami pemulihan permintaan selama paruh kedua 2020 yang tercermin dari entitas usaha BRPT yaitu TPIA.
3. SMGR Royal Tebar Dividen
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) bakal membagikan 40 persen atau Rp1,12 triliun dari laba bersih tahun buku 2020 sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham perseroan. Dengan demikian, rasio dividen SMGR kembali menebal setelah sempat merosot menjadi 10 persen untuk tahun buku 2019.
4. FDI Topang Prapenjualan KIJA
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) menyebut kinerja kuartal I/2021 meningkat signifikan ditopang oleh investasi langsung asing atau FDI. KIJA optimis kinerja tahun ini akan lebih baik kendati belum akan kembali seperti pencapaian sebelum pandemi.
5. Jurus TINS Cetak Profit
PT Timah Tbk. (TINS) merancang sederet strategi untuk memperbaiki profitabilitas perseroan setelah mengalami kerugian dua tahun berturut-turut. Terbatasnya volume produksi saat harga dan permintaan timah diproyeksi menguat menjadi tantangan perseroan pada 2021. Tahun lalu, TINS mampu mencetak laba bersih.