Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Otomotif ASII, AUTO, IMAS Ngebut, Terdorong Perluasan Bebas Pajak Mobil Baru

Relaksasi sektor otomotif mencakup pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) terhadap kendaraan roda empat dengan memasukkan kendaraan berukuran di bawah 2.500 cc.
Jejeran unit produksi Astra Daihatsu Motor di fasilitas logistik pabrikan. /ADM
Jejeran unit produksi Astra Daihatsu Motor di fasilitas logistik pabrikan. /ADM

Bisnis.com, JAKARTA - Pada awal perdagangan hari ini Jumat (26/3/2021), sejumlah saham perusahaan otomotif tersentak naik setelah adanya pengumuman perluasan relaksasi pajak.

Relaksasi tersebut mencakup pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) terhadap kendaraan roda empat dengan memasukkan kendaraan berukuran di bawah 2.500 cc.

Pada perdagangan hari ini hingga pukul 10.27 WIB, harga saham Astra International Tbk. (ASII) naik 1,38 persen atau 75 poin ke level 5.550 dengan kapitalisasi pasar Rp224,68 triliun.

Sedangkan saham anak usahanya yang bergerak di bidang suku cadang kendaraan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) turut terdongkrak 2,16 persen atau 25 poin ke level 1185.

Sementara itu, saham emiten dealer mobil PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) meningkat 0,43 persen ke level 1.180 dengan kapitalisasi pasar Rp4,71 triliun.

Pemerintah resmi memperluas relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) bagi kendaraan bermotor dengan kapasitas silinder mesin antara 1.501 cc hingga 2.500 cc.

“Potongan pajak akan diberikan kepada kendaraan bermotor roda empat dengan kapasitas tersebut dan segmen 4x2 serta 4x4,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (25/3/2021).

Agus menyebutkan kebijakan ini telah diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta dihadiri oleh Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Ada dua skema pengurangan PPnBM yang diberikan kepada mobil berpenggerak 4x2 dan 4x4. Skema pertama untuk kendaraan 4x2 adalah diskon PPnBM sebesar 50 persen.

Tarif PPnBm yang semula 20 persen akan menjadi 10 persen untuk tahap I (April-Agustus 2021). Adapun pada tahap II (September-Desember 2021), PPnBm jenis mobil ini menjadi 15 persen.

Sementara itu, skema bagi kendaraan berpenggerak 4x4 adalah diskon sebesar 25 persen. Segmen mobil yang sedianya memiliki tarif PPnBM 40 persen akan menjadi 30 persen untuk tahap I dan 35 persen tahap II.

Agus menilai bahwa sasaran kebijakan tersebut bertujuan mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor.

Pada pekan pertama Maret, program ini menghasilkan peningkatan jumlah pemesanan sekitar hingga 140 persen bagi tipe kendaraan yang ditetapkan untuk mendapatkan PPnBM DTP tahun anggaran 2021.

Menperin menyatakan penerapan program yang sama bagi kendaraan roda empat dengan local purchase di atas 60 persen diharapkan mampu mempercepat pemulihan sektor otomotif. Ini sekaligus meningkatkan utilisasi kapasitas produksi pada batasan skala ekonomi produksi dan pemulihan ekonomi nasional.

“Dari evaluasi, dapat dilihat bahwa program relaksasi PPnBM efektif untuk meningkatkan purchasing power dari masyarakat. Hal ini juga berdampak positif karena dapat men-jumpstart perekonomian. Pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan memiliki multiplier effect bagi sektor industri lainnya,” kata Agus.

Sebagai contoh, kendaraan model SUV telah menggunakan komponen lokal seperti bodi dan sasis, serta komponen pelengkap antara lain pelek, exhaust system, komponen interior, dan sebagainya.

“Apabila model ini mendapatkan insentif, maka dampak ke industri komponen cukup besar,” tutur Menperin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper