Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan besok Kamis (25/3/2021), meneruskan tren pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 6.156,14 setelah anjlok 1,54 persen atau 96,57 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.143,38-6.239,55 yang terus berada di zona merah.
Pada hari ini, sebanyak 110 saham ditutup menguat, 390 saham melemah, sedangkan 126 saham stagnan. Pada penutupan total transaksi mencapai Rp11,11 triliun, dengan aksi jual bersih atau net buy investor asing senilai Rp23,71 miliar.
Saham-saham pada sektor Energi dan Non-Siklus Konsumen turun signifikan dengan pelemahan masing-masing 5,61 persen dan 3,39 persen. Pelemahan IHSG masih mengiringi pelemahan indeks berjangka AS dan bursa Asia yang tertekan akibat bertambahnya kasus Covid-19.
Semua sektor saham hari ini kompak mengalami pelemahan yang membuat IHSG terperosok mulai dari sektor Industri, Kesehatan, hingga Properti dengan masing-masing 1,94 persen, 2,56 persen, dan 0,29.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan gelombang tekanan dalam pergerakan IHSG belum akan berakhir untuk esok hari Kamis (25/3/2021). Adapun, support level terdekat tampak kembali diuji.
Baca Juga
"Namun mengingat kuatnya fundamental perekonomian Indonesia, IHSG masih berpeluang untuk mengalami teknikal rebound," paparnya, Rabu (24/3/2021).
Ketika terjadi koreksi, menurutnya adalah hal yang wajar bagi para investor memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
Dengan demikian, indeks komposit berpotensi kembali tertekan di level 6.088-6.298. Saham-saham yang dapat mulai dicermati secara teknikal di antaranya TLKM, SMGR, ICBP, INDF, CTRA, MYOR, dan ERAA.
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia melemah. Indeks Nikkei turun -2,04 persen), KOSPI -0,28 persen, dan Hangseng -2,03 persen setelah kekhawatiran mengenai kebangkitan kembali kasus Covid-19 di Eropa yang membuat Jerman melakukan lockdown.
Indeks FTSE dan bursa PSEi di Asia Tenggara berhasil menguat masing-masing 0,18 persen dan 0,79 persen. Indeks All Ordinaries menjadi satu-satunya yang berada di zona hijau sebesar 0,39 persen di Asia Pasifik.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.