Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ambrol pada awal perdagangan pekan ini bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,22 persen atau 32 poin menjadi Rp14.439 per dolar AS pukul 09.10 WIB, Senin (22/3/2021). Sejak awal tahun, rupiah masih koreksi 2,77 persen.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di negara-negara Asia Pasifik juga tertekan pagi ini. Pelemahan paling dalam dialami oleh Baht Thailand yang turun 0,34 persen dan dolar Singapura turun 0,14 persen. Di sisi lain, yen Jepang menguat tipis 0,02 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia mengalami penguatan 0,17 persen menjadi 92.070.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebut pergerakan yield obligasi AS tenor 10 tahun atau US Treasury kembali menghantui pasar keuangan global. Yield Treasury AS saat ini berada pada level 1,73 persen dan berpeluang naik hingga 2,4 persen.
“Dampaknya sudah bisa diperkirakan harga obigasi akan semakin ‘terkapar’ alias turun,” tulis Edwin dalam riset harian, Senin (22/3/2021).