Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield Treasury AS Naik, Rupiah Terkapar Lagi

Rupiah terdepresiasi 0,22 persen atau 32 poin menjadi Rp14.439 per dolar AS pukul 09.10 WIB, Senin (22/3/2021). Sejak awal tahun, rupiah masih koreksi 2,77 persen.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ambrol pada awal perdagangan pekan ini bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,22 persen atau 32 poin menjadi Rp14.439 per dolar AS pukul 09.10 WIB, Senin (22/3/2021). Sejak awal tahun, rupiah masih koreksi 2,77 persen.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di negara-negara Asia Pasifik juga tertekan pagi ini. Pelemahan paling dalam dialami oleh Baht Thailand yang turun 0,34 persen dan dolar Singapura turun 0,14 persen. Di sisi lain, yen Jepang menguat tipis 0,02 persen.

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia mengalami penguatan 0,17 persen menjadi 92.070.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebut pergerakan yield obligasi AS tenor 10 tahun atau US Treasury kembali menghantui pasar keuangan global. Yield Treasury AS saat ini berada pada level 1,73 persen dan berpeluang naik hingga 2,4 persen.

“Dampaknya sudah bisa diperkirakan harga obigasi akan semakin ‘terkapar’ alias turun,” tulis Edwin dalam riset harian, Senin (22/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper