Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. optimistis momen Ramadan dan Idulfitri 2021 akan menjadi salah satu motor penggenjot kinerja perseroan tahun ini.
Ratih D. Gianda, VP Investor Relations & Corporate Communications Grup MAP mengatakan dengan kondisi pandemi di Indonesia yang berangsur membaik tentunya bakal mendorong pertumbuhan ekonomi seiring dengan pulihnya konsumsi masyarakat.
“Dengan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi, tentu akan membantu proses menurunnya tingkat pandemi serta mendorong keyakinan konsumen,” kata Ratih kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, emiten dengan kode saham MAPI ini sudah menyiapkan strategi untuk menyambut musim berbelanja pada Ramadan hingga Idulfitri.
Ratih menyebut penawaran beragam produk disertai promo menarik untuk konsumen di segala usia dari berbagai merek eksklusif masih menjadi pilihan utama perseroan.
Selain menyediakan penawaran itu langsung di toko, MAPI juga akan memberikan penawaran yang sama lewat platform online milik perseroan maupun pihak ketiga.
Baca Juga
“[Namun], kami belum bisa memberikan guidance untuk target penjualan di tahun ini, termasuk untuk momen Ramadhan–Lebaran 2021, mengingat perubahan masih terus berlangsung,” imbuh Ratih.
Ratih pun memastikan perseroan akan terus beradaptasi dengan segala perkembangan yang terjadi pada masa pandemi.
Untuk tahun ini, Ratih menyebut ekspansi perseroan masih sangat selektif yaitu hanya di lokasi yang benar-benar strategis. Toko yang akan dibuka juga akan mempertimbangkan sejumlah merek yang sempat tertunda ekspansinya pada tahun lalu.
“Selain itu, MAP juga akan terus mengembangkan platform digital kami seperti MAPClub, situs-situs mono-brand, marketplace pihak ketiga, online delivery, dan lain sebagainya sebagai salah satu strategi kami untuk memberikan pilihan berbelanja untuk para konsumen,” tutup Ratih.
Catatan Redaksi : Artikel ini mengalami perubahan judul yang semula Sambut Ramadan dan Idulfitri, Mitra Adiperkasa (MAPI) Gencarkan Promo, dan perubahan di badan berita yang lebih relevan, dan revisi nama narasumber. Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.