Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Keok di Awal Perdagangan, Asing Incar BBCA Lepas TLKM & INCO

IHSG melemah 0,5 persen atau 31,8 poin ke level 6.316,03 padapulu 09.05 WIB, setelah dibuka melemah tipis 0,03 persen atau 1,82 poin ke level 6.346,01 pada awal perdagangan.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Euforia penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin tidak mampu berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (19/3/2021).

IHSG terpantau melemah 0,5 persen atau 31,8 poin ke level 6.316,03 padapulu 09.05 WIB, setelah dibuka melemah tipis 0,03 persen atau 1,82 poin ke level 6.346,01 pada awal perdagangan.

Adapun pada perdagangan Kamis, IHSG berhasil parkir di zona hijau dengan naik 1,12 persen ke level 6347,83. Indeks komposit akhirnya berbalik menguat setelah mengalami koreksi tiga hari beruntun.

Investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih atau net buy awal perdagangan hari ini sebesar Rp45,1 miliar. Asing terpantau paling banyak memborong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy Rp27 miliar.

Di sisi lain, investor asing paling banyak melepas saham PT Telkom Indonesia (Persero) pagi ini dengan total Rp7 miliar, disusul saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang mencatat net sell Rp4,3 miliar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan setelah kemarin investor menari gembira, Jumat ini  investor kembali ke dunia nyata.

"Kami mencatat sejak 17 Februari melalui BC STOCK TERRACE sudah memperingatkan bahaya sedang mengintai dari naiknya yield obligasi AS. Bukan hanya indeks harga saham akan melorot dan harga komoditas merosot tetapi nilai tukar rupiah akan terkulai lemas jika yield obligasi AS tenor 10 tahun naik mencapai sedikitnya 2,4 persen atau lebih," urai Edwin, Jumat (19/3/2021).

Menurutnya, dampak pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell bahwa inflasi diperkirakan akan meningkat tahun ini hingga menyentuh 2,4 persen mendorong yield obligasi AS tenor 10 naik tajam 5,42 persen menjadi di atas level 1,73 persen level yield tertinggi selama 54 minggu terakhir).

Dengan begitu, pada gilirannya menarik turun indeks di Wall Street terjun bebas dimana Nasdaq turun sebesar 4.09 persen dan DJIA turun 1.73 persen.

"Lebih lanjut, jika dikombinasikan dengan kejatuhan EIDO sebesar 1.17 persen padahal kemarin IHSG menguat 1.12 persen serta kejatuhan tajam harga komoditas seperti minyak turun 7.85 persen, emas turun 0.87 persen, Nikel turun 1.17 persen dan CPO turun 3.30 persen berpotensi mendorong IHSG turun menguji level support 6300 dalam perdagangan Jumat ini," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper