Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyehatan Neraca Keuangan jadi Fokus PT Timah (TINS) Tahun Ini

Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham TINS itu itu mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp340,59 miliar pada 2020.
Angkutan umum roda tiga menunggu calon penumpang di depan kantor PT Timah Tbk di Jakarta, Rabu (2/1/2018)./Bisnis-Dedi Gunawan
Angkutan umum roda tiga menunggu calon penumpang di depan kantor PT Timah Tbk di Jakarta, Rabu (2/1/2018)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral PT Timah Tbk. masih akan fokus untuk memulihkan neraca keuangannya pada tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham TINS itu itu mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp340,59 miliar pada 2020.

Selain itu, emiten pelat merah itu membukukan total liabilitas sebesar Rp9,57 triliun. Total liabilitas itu sesungguhnya berhasil turun 36 persen dibandingkan dengan liabilitas 2019 sebesar Rp15,1 triliun.

Namun, total pinjaman yang dimiliki TINS dan akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan mencapai Rp4,56 triliun, yang terdiri atas Rp3,8 triliun pinjaman bank jangka pendek dan Rp759,02 miliar liabilitas supplier financing.

Sementara itu, TINS hanya mempunyai total kas dan setara kas sebesar Rp807,3 miliar per akhir 2020. Jumlah itu turun 49,5 persen dibandingkan dengan posisi kas setara kas akhir 2019 sebesar Rp1,59 triliun.

Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan bahwa perseroan tahun ini masih akan terus berupaya melunasi pinjaman sehingga dapat mengurangi pos beban keuangan dan memulihkan kinerja perseroan yang telah merugi dua tahun berturut-turut.

Upaya itu pun tercermin dari beban keuangan 2020 yang berhasil turun menjadi Rp607 miliar, dibandingkan dengan posisi 2019 sebesar Rp781 miliar.

“Harapan kami tahun ini [beban keuangan] turun sekitar Rp25-Rp30 miliar per bulan, sehingga dalam setahun ini kami targetkan beban keuangan turun Rp300-Rp350 miliar. Dari itu semoga dapat berkontribusi terhadap pemulihan laba,” ujar Wibisono saat paparan kinerja 2020, Senin (15/3/2021).

Untuk membayar pinjaman itu, perseroan akan mempercepat peralihan persediaan timah (backlog) menjadi pendapatan. TINS akan menggunakan salah satu tanurnya khusus untuk memproses persediaan tersebut.

Adapun, per akhir 2020 total backlog timah perseroan senilai Rp1,9 triliun. Selain itu, perseroan juga berencana terus melakukan efisiensi dan melalukan restitusi pajak.

Di sisi lain, Wibisono mengklaim bahwa sesungguhnya neraca perseroan telah berangsur membaik pada 2020 dibandingkan dengan 2019.

Dia menjelaskan bahwa hal itu terlihat dari arus kas operasi yang berhasil tercatat positif sebesar Rp5,4 triliun, dari sebelumnya minus Rp2,08 triliun.

Selain itu, gross profit margin (GPM) yang sebelumnya sebesar 5,91 persen pada 2019 menjadi 7,36 persen pada 2020. Dari sisi net profit margin pun naik menjadi -2,44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya -3,16 persen. EBITDA TINS pun naik menjadi Rp1,16 triliun pada 2020, dibandingkan dengan tahun sebelumnnya Rp909 miliar.

Oleh karena itu, Wibisono berharap dengan sejumlah upaya itu dapat membantu perseroan untuk memulihkan kinerja yang saat ini sudah berada di jalur tepat. “Tahun ini tampaknya kinerja akan lebih baik daripada tahun sebelumnya,” papar Wibisono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper