Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Bisnis Cerah, Analis Rekomendasikan Saham Emiten Menara dan Kertas Ini

Saham emiten meneara telekomunikasi mendapat dorongan dari implementasi work from home, sedangkan saham sektor kertas diunggulkan karena permintaan pengemasan dan tissue yang stabil.
Halaman muka Laporan Tahunan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 2016./towerbersama
Halaman muka Laporan Tahunan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 2016./towerbersama

Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor menara telekomunikasi dan kertas yang tergolong saham berkapitalisasi pasar menengah mendapat rekomendasi overweight dari analis mengingat prospek bisnis yang cerah di masa depan.

Analis Indo Premier Sekuritas Hans Tantio mengatakan implementasi kebijakan bekerja dari rumah (work from home) bisa berlangsung setidaknya sampai kuartal ketiga tahun ini. Hal itu pun bakal mendorong trafik konsumsi data.

“Cara termudah bagi perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan kapasitasnya adalah lewat memesan lebih banyak kolokasi dari perusahaan menara,” tulis Hans dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (7/3/2021).

Mengingat sejumlah perusahaan telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk., PT Indosat Ooredoo Tbk., dan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) kian rajin menjual menaranya, Hans menilai perusahaan menara eksisting akan menjadi yang paling diuntungkan.

Indo Premier Sekuritas memiliki saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) sebagai top picks dari saham sektor menara dengan target harga Rp2.700.

Sementara itu, Analis Sekuritas Richard Suherman memberikan rekomendasi overweight untuk saham sektor kertas (pulp and paper) seperti PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM).

“Rekomendasi kami didukung oleh siklus harga bubur kertas yang sudah berada di bawah, pertumbuhan permintaan tissue dan pengemasan yang stabil, serta pemulihan permintaan kertas cetak dan tulis,” tulis Richard dalam riset.

Dia memperkirakan harga bubur kertas akan meningkat menjadi US$530—US$550 per ton pada 2021—2022 yang akan mendorong pendapatan perusahaan seperti INKP dan TKIM.

Dari kedua saham itu, Richard menunjuk TKIM sebagai top picks dengan target harga Rp9.850. Namun, tantangan untuk saham emiten kertas juga masih ada berasal dari harga bubur kertas yang tidak setinggi perkiraan dan kenaikan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper