Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan pekan 1-5 Maret 2021. Namun, indeks masih mampu menutup pekan di teritori positif.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sardono menyampaikan IHSG menguat 0,27 persen dalam sepekan ke level 6.258,75 pada penutupan perdagangan Jumat (5/3/2021), dibandingkan dengan penutupan perdagangan pekan lalu yang berada pada level 6.241,8.
Sejalan dengan pergerakan IHSG, kapitalisasi pasar mengalami peningkatan 0,05 persen sepanjang perdagangan pekan pertama Maret menjadi Rp7.352,21 triliun dari Rp7.355,58 triliun pada pekan sebelumnya.
“Perubahan sebesar 14,41 persen terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian sepekan menjadi Rp14,216 triliun, dibandingkan pekan sebelumnya yaitu sebesar Rp16,610 triliun,” papar Yulianto dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (5/3/2021).
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian pekan ini turun 0,74 persen menjadi 22,015 miliar saham dari 22,180 miliar saham pada pekan lalu. Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa selama sepekan naik 0,85 persen menjadi 1.408.070 kali transaksi.
Investor asing pada perdagangan Jumat mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp957,06 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp14,209 triliun.
Baca Juga
Pada pekan ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021. Penerbitan tersebut resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/3).
“Obligasi dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp2,5 triliun sedangkan Sukuk Mudharabah dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar,” paparnya.
Pefindo menyematkan peringkat idA (Single A) untuk obligasi WIKA dan idA(sy) (Single A Syariah) untuk Sukuk Mudharabah. Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
Yulianto mengatakan total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 mencapai 13 emisi dari 11 emiten dengan nilai sebesar Rp11,85 triliun.
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk tercatat di BEI sebanyak 475 dengan nilai outstanding Rp427,10 triliun dan US$47,5 juta. Jumlah itu berasal dari 130 emiten.
Selain itu, surat berharga negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 141 seri dengan nilai nominal Rp4.076,55 triliun dan US$400 juta. Efek beragun aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp7,25 triliun.