Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Tanggapi Rencana IPO Anak Usaha Telkom

TOWR menilai aksi korporasi tersebut bukan merupakan ancaman bagi eksistensi perusahaannya. Sebaliknya, IPO Mitratel akan menjadi pendorong agar kinerja TOWR agar terus bertumbuh.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) turut menanggapi rencana IPO anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang bergerak di sektor menara, Daya Mitra Telekomunikasi alias Mitratel.

Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari menilai aksi korporasi tersebut bukan merupakan ancaman bagi eksistensi perusahaannya. Sebaliknya, Adam justru menilai IPO Mitratel akan menjadi pendorong agar kinerja TOWR agar terus bertumbuh.

"Saya pikir keberadaan Mitratel bukan ancaman. Justru kehadiran mereka bisa membuat kami punya teman sekaligus kompetitor sehat di sektor yang sama, dari sisi pemerintah terutama, untuk mengembangkan industri tower dan telekomunikasi di Indonesia,"  tutur Adam dalam webinar yang diselenggarakan MNC Sekuritas, Rabu (3/3/2021).

"Industri ini butuh lebih banyak pemain untuk terus bertumbuh," sambungnya.

Menyoal potensi kompetisi dengan perusahaan tersebut, Adam menggarisbawahi bahwa TOWR telah mempersiapkan diri. Apalagi, IPO Mitratel juga sudah merupakan isu lama yang cepat atau lambat pasti bakal terealisasi.

"Mitratel telah ada di industri ini sejak lama, lebih lama dari kami. Langkah tersebut sudah mereka pertimbangkan mungkin sudah sejak bertahun-tahun, dan kami juga melihatnya, jadi IPO mereka sebenarnya cuma masalah waktu saja," kata dia.

Sebagai catatan, saat ini Mitratel telah memiliki lebih dari 22.000 menara. Angka itu sudah termasuk 6.050 menara yang mereka akuisisi dari anak usaha TLKM lain, Telkomsel pada 2020 lalu.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya telah menegaskan bahwa IPO Mitratel akan jadi salah satu prioritas Kementerian BUMN, dengan target terealisasi sebelum akhir 2021.

Di saat bersamaan, per 30 September 2020 jumlah menara milik TOWR berada di angka 2.373 menara. Ke depan, emiten menara ini berencana terus memperbanyak jumlah menaranya. Adam menilai kebutuhan menara telekomunikasi masih akan sangat tinggi hingga 4-5 tahun ke depan.

"Bahkan meski sudah ada pengembangan fiber optic, teknologi tersebut juga membutuhkan sinergi dengan keberadaan menara telekomunikasi," imbuhnya.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menganggarkan belanja modal Rp3,25 triliun. Adam memproyeksi pada 2021 TOWR masih bisa mencapai pertumbuhan pendapatan organik maupun anorganik bila dibandingkan rapor tahun sebelumnya.

Sejauh in, TOWR belum merilis kinerja keuangan akhir tahun mereka untuk periode 2020. Namun berdasarkan rapor sepanjang 9 bulan awal 2020, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan 19,3% secara year on year (yoy) dari Rp4,65 triliun menjadi Rp5,55 triliun. Sementara laba bersih TOWR tumbuh lebih tinggi, yakni 19,5% yoy dari Rp1,59 triliun menjadi Rp1,9 triliun .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper