Cuek Dipantau Bursa, Saham Emiten Toto Sugiri (EDGE) Ngebut Terus

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Indointernet Tbk. melonjak di sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (18/2/2021). Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memperingatkan aktivitas transaksi di luar kebiasaan atas saham tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, saham Indointernet melonjak 19,98 persen ke level 31.525. Sejak IPO, saham berkode EDGE itu mencetak kinerja sempurna, hijau terus tanpa pernah parkir di zona merah. Sejak IPO, total transaksi saham EDGE secara kumulatif sudah mencapai 827 ribu lembar dengan nilai transaksi Rp21,3 miliar. 

EDGE mencatatkan saham perdana di BEI pada 8 Februari 2021 dengan harga IPO 7.375. Walhasil, posisi harga hingga sesi pertama sudah meroket 327 persen. Saat IPO, EDGE melepas 80,81 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan meraih dana segar Rp595,97 miliar.

Indonet merupakan perusahaan solusi digital di bidang Teknologi Informasi (TI) dan Komunikasi yang didirikan pada 1994 oleh Toto Sugiri. Setelah Indointernet IPO, Toto masih menggenggam 38,9 persen saham EDGE.

Toto Sugiri adalah figur senior di dunia TI nasional yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), emiten yang juga baru melantai bursa pada awal tahun ini.

Di sisi lain, BEI sudah memberikan peringatan terhadap investor atas pergerakan saham EDGE karena mengalami peningkatan harga di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA). Pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap regulasi di bidang pasar modal.

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham EDGE tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis BEI dalam pengumuman yang dikutip Bisnis, Rabu (17/2/2021).

Bursa mengimbau para investor untuk memperhatikan jawaban EDGE atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, investor juga disarankan mencermati kinerja perusahaan dalam setiap keterbukaan informasi.

Investor juga dihimbau untuk mengkaji kembali corporate action perusahaan tercatat apabila belum mendapat persetujuan pemegang saham. Terakhir BEI menyarankan investor untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan investasi.