Bisnis.com, JAKARTA — Surplus neraca dagang Januari 2021 dinilai menjadi sentimen positif bagi indeks harga saham gabungan (IHSG).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks komposit ditutup menguat pada akhir perdagangan awal pekan ini. IHSG terapresiasi 0,77 persen menjadi 6.270,32 pada penutupan perdagangan Senin (15/2/2021).
Sebanyak 299 saham menguat, 182 saham melemah, dan 160 saham stagnan di sepanjang sesi. Secara sektoral, saham di sektor industri dasar memimpin penguatan sebesar 2,22 persen diikuti saham sektor aneka industri yang naik 1,89 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan dengan hasil positif necara dagang di awal tahun ini menjadi kabar baik bagi IHSG karena menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang stabil.
“Artinya sentimen current account deficit berpotensi berkurang dalam memengaruhi kinerja indeks,” katanya, Senin (15/2/2021)
Nafan menuturkan, neraca dagang yang surplus merepresentasikan positifnya kinerja ekspor Indonesia, kenaikan harga komoditas, serta meningkatkan sumber daya manusia lokal dalam menggenjot produk berorientasi ekspor.
Baca Juga
“Kepercayaan investor luar negeri terhadap iklim investasi di tanah air yg semakin progresif. Ini juga efek implementasi Omnibus Law, juga kinerja manufaktur di tanah air yang semakin ekspansif,” katanya lagi.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik merilis angka neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 mengalami yang surplus sebesar US$1,96 miliar.
Surplus ini didapatkan dari pengurangan nilai ekspor yang mencapai sebesar US$15,30 miliar dan impor sebesar US$13,34 miliar pada periode Januari 2021.
Jika dibandingkan dengan Desember 2020, nilai surplus pada Januari mengalami penurunan, di mana surplus saat itu tercatat sebesar US$2,1 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan pada periode tersebut kinerja ekspor mengalami penurunan sebesar 7,48 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), disebabkan oleh penurunan ekspor migas sebesar 13,24 persen dan ekspor nonmigas turun 7,11 persen.
Sementara itu, secara tahunan, nilai ekspor justru mengalami peningkatan yang tinggi, yaitu sebesar 12,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Kenaikan ekspor ini terjadi karena adanya peningkatan eskpor migas 8,30 persen dan nonmigas naik lebih tinggi 12,49 persen,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/2/2021).
Sejalan dengan ekspor, BPS mencatat total nilai impor pada Januari 2021 mencapai US$13,34 miliar. Jika dibandingkan dengan Desember 2020, maka nilai impor turun 7,59 persen.
“Ini terjadi karena impor nonmigas masih naik sementara impor migas turun 9 persen,” jelasnya.
Sementara secara tahunan, impor masih mengalami kontraksi sebesar 6,49 persen dikarenakan adanya penurunan impor migas sebesar 21,9 persen dan impor nonmigas turun 4 persen.