Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Barang Mewah Mobil 0 Persen, Ini Rekomendasi Saham Emiten Otomotif

Pasar akan kembali merespon positif ketika pelaksanaan relaksasi pajak barang mewah terhadap kendaraan roda empat ini benar-benar dapat mendongkrak penjualan seiring pertumbuhan ekonomi.
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham emiten otomotif kian menarik untuk dikoleksi setelah pemerintah mengumumkan relaksasi pajak barang mewah bagi kendaraan roda empat terutama yang bertenaga di bawah 1.500 CC. 

Salah satunya, saham big caps sekaligus penggerak indeks, PT Astra International Tbk. (ASII) kian mengkilap.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menuturkan relaksasi pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) bagi kendaraan roda empat dapat membantu pemulihan ekonomi.

"Perekonomian Indonesia masih dalam keadaan resesi meski menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tinggal kuartal I/2021 bisa realisasi kinerja ekonomi keluar dari resesi, di kuartal II/2021 Indonesia bisa akselerasi pertumbuhan, relaksasi PPnBM bisa jadi katalis positif meningkatkan konsumsi tanah air," ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).

Menurutnya, relaksasi PPnBM ini baru akan berdampak ketika Indonesia sudah keluar dari jurang resesi atau ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali positif.

Pasalnya, ketika pertumbuhan ekonomi sudah positif akan menumbuhkan optimisme di pasar termasuk permintaan terhadap mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 CC sesuai dengan target pasar dari relaksasi pajak mobil tersebut.

"Penjualan akan mulai terlihat meningkat ketika perekonomian terakselerasi, sementara ini masih belum terlihat. Namun, setidaknya kita apresiasi pemerintah dalam menetapkan relaksasi ini," katanya.

Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi emiten otomotif seperti PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) dan ASII sangat mengandalkan penjualan mobil di bawah 1.500 CC ini. 

Tentunya, potensi kenaikan volume penjualan cukup besar bagi kedua emiten tersebut.

Dengan demikian, hal ini menjadi alasan ketika pemberitaan relaksasi PPnBM disiapkan pemerintah, harga saham kedua emiten ini langsung melejit. 

Pada penutupan perdagangan Senin (15/2/2021) saham IMAS tutup di level 1.365 naik 22,42 persen, sementara ASII tutup di level 5.950 atau naik 1,71 persen.

"Pergerakan sahamnya terakselerasi terapresiasi saya pikir pasar merespon positif dari pengumuman relaksasi PPnBM tersebut. Saya pikir sentimen tersebut akan temporer, karena ada laporan kinerja akhir tahun akan cenderung kontraksi koreksi karena 2020 terdampak pandemi," ujarnya.

Namun, dia melihat pasar akan kembali merespon positif ketika pelaksanaan relaksasi pajak barang mewah terhadap kendaraan roda empat ini benar-benar dapat mendongkrak penjualan seiring pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, sentimen vaksinasi massal, serta pelaksanaan omnibus law juga masih akan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi yang berimbas terhadap kinerja saham-saham emiten otomotif.

Binaartha masih merekomendasikan saham ASII untuk maintain buy dengan target price di 6.200. Adapun, saham-saham otomotif lain seperti AUTO dan IMAS nilainya sudah pada level harga yang cukup tinggi.

"Rekomendasi paling esensial untuk yang lain saya pikir pelaku pasar perlu mencermati dari pergerakan harga saham terlebih dahulu, likuiditasnya, kinerja fundamental emiten, kalau terpenuhi pembelian jangka panjang bisa dilakukan. Astra paling utama dari kriteria ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper