Bisnis.com, JAKARTA - Prospek saham emiten minyak semakin cerah seiring dengan tren kenaikan harga minyak mentah dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun berjalan 2021 harga minyak jenis WTI untuk kontrak Maret 2021 di bursa Nymex telah menguat 22,29 persen dan parkir di level US$59,47 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (12/2/2021).
Adapun, level tersebut merupakan level tertinggi minyak dalam lebih dari dua tahun perdagangan terakhir. Harga saat ini jauh lebih baik, dibandingkan dengan awal 2020 harga minyak sempat diperdagangkan di teritori negatif, atau di bawah US$0 per barel akibat sentimen pandemi Covid-19.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak April 2021 di bursa ICE menguat 20,47 persen secara year to date dan parkir di level US$62,43 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (12/2/2021).
Sejalan dengan hal itu, sejumlah emiten minyak berhasil berada di zona hijau secara year to date (ytd).
Di antaranya, saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) naik 7,09 persen ytd dan saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) menguat 5,56 persen ytd. Kedua saham itu masing-masing parkir di level Rp680 dan Rp380 pada penutupan perdagangan Kamis (11/2/2021).
Tidak kalah, saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) juga menguat 1,53 persen sepanjang tahun berjalan 2021 dan parkir di level Rp3.320 pada penutupan Kamis (11/2/2021).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan bahwa prospek ketiga saham itu bagus pada tahun ini seiring dengan potensi perbaikan fundamentalnya karena tren kenaikan harga minyak dunia saat ini.
Baca Juga : ELSA Lanjutkan Kerja Sama dengan Perusahaan AS |
---|
“Ketiganya layak direkomendasi dan menarik untuk dikoleksi,” papar Sukarno kepada Bisnis, Minggu (14/2/2021).
Dia menjelaskan bahwa MEDC berpotensi mengubah rugi yang terjadi pada tahun lalu menjadi laba karena kenaikan harga minyak akan membantuk perseroan memperbaiki margin.
MEDC memiliki keunggulan sebagai cost leader karena biaya produksi yang lebih murah, sehingga perseroan memiliki margin kotor lebih tinggi dibandingkan dengan rekan lainnya. Namun, MEDC memiliki rasio utang cukup tinggi sehingga beban keuangannya lebih tinggi.
Sementara itu, kinerja ELSA dan AKRA akan lebih baik lagi seiring dengan kenaikan harga minyak karena margin akan meningkat sehingga berpotensi meningkatkan laba.
Dia mengatakan, level support MEDC berada di posisi Rp600, ELSA di level Rp334, dan AKRA di posisi Rp3.110. Jika ketiga saham itu masih bertahan di atas level support-nya, maka tren penguatan akan berlanjut.
Dia merekomendasikan buy on weakness untuk MEDC dan ELSA, sedangkan trading buy untuk AKRA.
“Sementara itu, dari segi valuasi, ELSA valuasinya lebih murah dibandingkan dengan AKRA dan MEDC. Namun, jika MEDC nantinya mampu menekan beban dan mampu mencetak laba kembali secara perhitungan pertumbuhannya akan sangat signifikan,” papar Sukarno.